Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari terakhir masyarakat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara mengeluhkan cuaca panas di siang hari melebih dari hari biasanya. Suhu udara yang panas membuat sebagian orang mengeluhkan pusing.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Oktober, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan. Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan Bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari seperti dilansir Antara.
Advertisement
Terkait keluhan pusing, hal tersebut merupakan efek terpapar sinar mahatari. "Untuk itu, harus tercukupi kebutuhan caiaran agar tidak dehidrasi," kata dokter spesialis gizi klinik Diana Sunardi ke Liputan6.com pada Selasa (22/10/2019).
Seseorang memang lebih rentan pusing ketika suhu udara meningkat. Dalam penelitian yang dilakukan ilmuwan asal Harvard Medical School yang diterbitkan dalam jurnal Neurology disebutkan bahwa ada risiko seseorang mengalami pusing 7,5 persen ketika terjadi kenaikan suhu 5 derajat Celsius seperti dilansir Science Daily.
"Suhu panas membuat pembuluh darah di kepala mengembang, hal itu menyebabkan rasa sakit kepala yang berdenyut," kata ahli naturopati Santosh Kumar Pandey.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Migrain
Keluhan sakit kepala yang terjadi ketika suhu udara meningkat adalah migrain atau sakit kepala sebelah.
"Suhu panas akan memperburuk migrain. Ketika tubuh kehilangan banyak air dan natrium karena banyak keringat mengucur juga dapat memicu migrain," kata Kepala Unit Neurology Fortis Memorial Research Institute India, Praveen Gupta dikutip India Today.
Jika migrain sudah menyerang, ada baiknya untuk mencukupi cairan tubuh. Selain itu, hidnari makanan pedas karena bisa memicu migrain yang lebih parah seperti disampaikan Gupta.
Saat berada di luar pastikan untuk mengenakan pelindung seperti topi atau payung. Sehingga pancaran sinar matahari tidak langsung terpapar.
Advertisement