Liputan6.com, Jakarta - Dengan senyum yang mengembang, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto memenuhi undangan Presiden Joko Widodo untuk datang ke Istana Negara. Senyumnya bukan tanpa alasan, hari itu undangan Jokowi sarat akan makna pinangan kepada mantan Komandan Kopassus itu untuk bergabung dalam kabinet barunya.
Usai keluar dari Istana, putra dari begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo itu mengatakan bahwa Presiden Jokowi meminta dirinya membantu di bidang pertahanan.
Advertisement
"Saya diminta membantu Beliau (Jokowi) di bidang pertahanan," ungkap Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Tanpa pikir panjang, Prabowo memastikan kepada mantan rival politiknya itu siap merapat ke barisan kabinetnya. "Saya sudah sampaikan keputusan kami, daripada Partai Gerindra apabila diminta kami siap membantu, dan hari ini resmi diminta, dan kami setuju untuk membantu," kata Prabowo.
Bukan hanya sang Ketua Umum, Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo pun turut diundang Istana. Bahkan mereka berdua nampak tiba di Istana secara berdampingan.
Prabowo dan Edhy tutup mulut saat ditanya awak media mengenai posisi apa yang akan diduduki wakilnya itu. Kata Prabowo, Edhy akan mengungkapkan pada waktunya. Menurutnya, posisi Edhy Prabowo akan disampaikan saat pengumuman menteri Kabinet Kerja II pada Rabu, 23 Oktober 2019.
"Jadi mungkin ada sedikit konfirmasi tempatnya di mana, tapi intinya beliau yang akan umumkan pada hari Rabu," pungkas Prabowo.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Koalisi Tak Diundang
Kontras dengan yang dialami petinggi Gerindra, beberapa partai koalisi Jokowi-Maruf saat pilpres lalu justru belum ada yang diundang sampai saat ini. Misalnya saja Partai Perindo dan PSI.
Di saat partai koalisi Jokowi-Maruf lain beberapa kadernya telah berbondong-bondong memenuhi undangan Istana, PSI dan Perindo gigit jari. Terlebih manakala rival sengitnya dalam pemilu lalu justru sudah diundang terlebih dahulu.
PSI pun mengaku, dalam politik tak ada oposisi abadi.
"Kalau kita lihat enggak ada tuh oposisi yang terus menerus menjadi oposisi, kita lihat aja dia mungkin ada di dalam parlemen tapi nanti koalisi di parlemen beda lagi, koalisi di pilkada beda lagi," kata Grace di Museum Nasional, Jakarta, (15/10/2019).
Advertisement