Hal Penting agar Para Menteri Kabinet Indonesia Maju Bekerja Optimal

Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju bisa bekerja optimal dengan tips berikut.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Okt 2019, 11:00 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin foto bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju usai memperkenalkan mereka di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Kabinet Indonesia Maju akan membantu Jokowi-Ma'ruf pada periode 2019-2024. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan nama-nama menteri pada Kabinet Indonesia Maju pagi ini, Rabu (23/10/2019). Jokowi memperkenalkan dan memanggil nama-nama menteri di beranda Istana Merdeka pada pukul 08.30 Wib.

Ada 38 nama dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Jokowi. Lalu, sekitar pukul 10.23 para menteri dilantik dan siap bekerja. 

Demi menjalankan tugas sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju secara optimal maka kesehatan yang optimal diperlukan. Salah satu caranya dengan pemeriksaan kesehatan seperti disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A. Damay beberapa waktu lalu.

"Terkait menteri-menteri yang akan dipilih, jika boleh memberikan saran tentu sebaiknya yang masih sehat. Pemeriksaan kesehatan untuk skrining kelayakan dan skrining wajib tahunan sebaiknya dilakukan agar menteri-menteri dapat bekerja secara optimal," kata Vito kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, ditulis Rabu (23/10/2019).  

Skrining dan evaluasi penyakit metabolik, seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi sebaiknya dilakukan. Cara ini termasuk mudah, cepat, dan murah.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Rutin Memeriksakan Diri

Jokowi saat mengumumkan menteri dan jajaran Kabinet Indonesia Maju. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)

Apabila deteksi dini terlewat, maka ada 'harga' yang harus dibayar akan jauh lebih mahal. Beberapa penyakit fatal, misal, serangan jantung, strok, dan gagal ginjal menjadi risiko yang akan dialami.

"Padahal, penyakit-penyakit itu bisa dicegah sedari awal," lanjut Vito, yang berpraktik di Hospital Lippo Village Karawaci itu. 

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, hipertensi saat ini diidap oleh 34.1 persen masyarakat Indonesia. Sebenarnya, skriningnya bisa dilakukan di level puskemas. 

Kesadaran masyarakat perlu dilatih dan diedukasi. Menteri-menteri dan jajarannya pun sebaiknya rutin memeriksakan diri karena tugas berat menanti di depan.

"Beliau-beliau ini dibutuhkan dalam memegang posisi strategis," lanjut Vito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya