Pembangunan 2 Bendungan di Sulsel Telah Memasuki Tahap Akhir

Kementerian PUPR tengah membangun 3 bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Bendungan Passeloreng, Karraloe dan Pamukkulu

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Okt 2019, 11:15 WIB
Bendungan Passeloreng (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun 3 bendungan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Bendungan Passeloreng, Karraloe dan Pamukkulu. Ada tambahan 1 bendungan lagi yang akan dilelang pada 2019, yakni Bendungan Jenelata.

Tujuan pembangunan bendungan-bendungan tersebut yakni untuk meningkatkan luasan saluran irigasi pertanian untuk mendukung Provinsi Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan, progres konstruksi Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo dan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa telah memasuki proses penyelesaian akhir.

"Bendungan Paselloreng progres pembangunannya sudah 98 persen, Karalloe juga terus diselesaikan. Untuk Pamukkulu proyek baru kontrak tahun kemarin, tapi sekarang tanahnya jalan dan sedang membangun jalan masuk. Jadi semua berjalan secara simultan, pembangunan teknis jalan, administratif juga jalan," jelas dia dalam sebuah pernyataan tertulis, Rabu (23/10/2019).

Adapun Bendungan Paselloreng memiliki luas genangan 169 ha dengan kapasitas tampung 138 juta m3 untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Bendungan multifungsi ini juga dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk 4 kecamatan di Kabupaten Wajo sebesar 200 liter per detik, konservasi sumber daya air, pengendalian banjir Sungai Gilireng sebesar 1.000 m3 per detik, perikanan air tawar, pengembangan pariwisata, dan potensi listrik 2,5 MW.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Anggaran Rp 793 miliar

Indonesia memiliki bendungan terbesar di Asia Tenggara, yaitu Waduk Cirata dengan luas sekitar 43 ribu hektare.

Pengerjaan bendungan dengan tipe urugan tanah random tersebut dilaksanakan secara Kerja Sama Operasi (KSO) oleh PT Wijaya Karya–PT Bumi Karsa dengan biaya Rp 793 miliar.

Bendungan Passeloreng merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun pada periode 2015-2019. Lokasi Bendungan Passeloreng berjarak sekitar 45 km dari Sengkang Kabupaten Wajo atau 240 km arah Timur Laut dari Kota Makassar.

Selain bendungan Paselloreng juga tengah diselesaikan pembangunan Bendungan Karraloe yang saat ini progresnya mencapai 92 persen dan ditargetkan rampung awal 2020. Bendungan Karraloe memiliki luas genangan 145 ha dengan kapasitas tampung sebesar 40,5 juta m3.

Nantinya, bendungan ini akan memiliki beberapa manfaat seperti mengairi 7 ribu ha, air baku 440 liter per detik, dan potensi listrik 3-5 MW. Biaya pembangunannya sebesar Rp 568 miliar.

Kemudian disusul Bendungan Pamukkulu di Desa Kale Ko'mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Luas genangan bendungan ini sebesar 126 ha dengan kapasitas tampung 82,5 juta m3.

 


Manfaat

Kementerian PUPR tengah membangun Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bali, untuk mendukung ketersediaan air baku di Pulau Dewata yang menjadi destinasi wisata dunia. (Dok. Kementerian PUPR)

Manfaatnya akan mengairi irigasi di wilayah Gowa, Dingau dan Jenemarung seluas 6.150 ha, sumber air baku sebesar 160 liter per detik, mengurangi banjir 2,5 m3 per detik, potensi PLTA 4,3 MW. Biaya pembangunan bendungan sebesar Rp 1,7 triliun dari APBN dengan skema kontrak tahun jamak 2017-2021. Saat ini progres pembangunannya mencapai 3 persen.

Selain 3 bendungan tersebut, Kementerian PUPR akan membangun Bendungan Jenelata. Bendungan ini diproyeksikan memiliki volume 224,72 juta m3 yang dirancang untuk mengairi lahan irigasi seluas 23.240 ha, mereduksi banjir hingga 475 m3 per detik, sumber air baku 3,12 m3 per detik, dan berpotensi menghasilkan listrik sebesar 10,9 MW.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya