Liputan6.com, Jakarta Dokter Terawan Agus Putranto resmi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Kesehatan di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Sejumlah tantangan di bidang kesehatan menjadi tanggung jawab pria yang memiliki latar belakang dokter militer itu.
"Nanti urusan stunting, industri kesehatan, layanan kesehatan dasar, tata kelola BPJS berada di wilayah beliau," kata Jokowi usai memperkenalkan dokter Terawan sebagai menteri kesehatan di beranda Istana Merdeka, Rabu (23/10/2019) pagi.
Advertisement
Menurut praktisi kesehatan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, permasalahan pembiayaan kesehatan memang perlu menjadi perhatian Kementerian Kesehatan di era Menteri Kesehatan yang baru.
"Hal utama yang menjadi perhatian utama kementerian kesehatan yang akan datang adalah pembiayaan kesehatan," kata Ari dalam pesan teks ke Liputan6.com.
Lebih lanjut, Ari mengatakan bahwa kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan BPJS Kesehatan memang membantu banyak orang mendapatkan akses kesehatan tapi muncul masalah baru. Tingginya penggunaan JKN membuat pembiayaan pasien menjadi meningkat dan sangat menyedot uang negara.
"Sebagai satu-satunya asuransi kesehatan sosial yang menjadi tulang punggung pembiayaan kesehatan masyarakat dari tahun ke tahun selalu mengalami defisit. Perlu efisiensi dalam pembiayaan kesehatan karena masalahnya terjadi dari hulu sampai hilir," ujar pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam konsultan ini.
Saksikan juga video menarik berikut:
Upaya Pencegahan Penyakit
Upaya Menaikkan tarif iuran JKN yang bakal dilakukan tapi perlu didukung dengan upaya preventif dan promotif. Kembali ingat, kata Ari, ke konsep dasar kesehatan bahwa mencegah lebih baik mengobati. Apalagi mengingat sebagian besar dana BPJS Kesehatan banyak dihabiskan untuk membiayai penyakit tidak menular seperti kanker, gangguan ginjal, hipertensi, strok, diabetes dan penyakit kardiovaskular.
"Pencegahan meliputi gaya hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin, agar deteksi dini penyakit dapat dilakukan dan untuk pasien yang mempunyai penyakit kronis, penyakitnya dapat terkontrol," kata Ari.
Pria yang pernah bekerja di Puskesmas 27 tahun lalu ini juga behrapa upaya aktif puskesmas membina para kader kesehatan untuk menjaga kesehatan bayi, balita dan ibu hamil. "Ini juga upaya pencegahan penyakit," tuturnya.
"Menteri kesehatan adalah orang yang paling bertanggung jawab agar bangsa ini tidak terpuruk dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan," katanya lagi.
Advertisement
Prioritas Lain Menkes Baru
Ari juga menyinggung bahwa distribusi tenaga kesehatan juga perlu menjadi perhatian utama menteri kesehatan yang baru. Selain itu, penelitian kesehatan inovatif yang bertujuan untuk efisiensi pembiayaan kesehatan.
"Riset kesehatan inovatif harus didukung terutama yang dilakukan oleh institusi pendidikkan agar bisa menghasilkan produk yang murah untuk dapat digunakan masyarakat kita," jelas Ari.
Senada dengan Jokowi, Ari berharap ada angin segar dalam kemandirian pembuatan alat-alat kesehatan, obat, dan vaksin.