2.170 Pasukan Gabungan Siap Amankan Pilkades Serentak di Mojokerto

Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengatakan, pengamanan akan dilaksanakan selama tiga hari mulai H-1 sampai H+1 atau mulai tanggal 22-24 Oktober 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2019, 12:33 WIB
Tol Sumo membentang sepanjang 36,27 kilometer (km) dan menghubungkan Kota Surabaya dengan Kabupaten Mojokerto. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 2.170 pasukan gabungan TNI-Polri, disiagakan untuk melaksanakan pengamanan pemungutan suara pada pemilihan kepala desa (pilkades) serentak 2019 pada 23 Oktober di Kabupaten Mojokerto.

Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi mengatakan, pengamanan akan dilaksanakan selama tiga hari mulai H-1 sampai H+1 atau mulai tanggal 22-24 Oktober 2019.

"Sebanyak 2.170 personel di antaranya dari 610 personel Polres Mojokerto, 1.298 BKO Polres Jajaran, 62 personel BKO Siaga SPN Polda Jatim, 200 personel SAT Brimob Polda Jatim, 192 personel TNI," ujar dia pada apel pergeseran pasukan pengamanan Pilkades serentak Kabupaten Mojokerto tahun 2019, di lapangan SPN Desa Pacing Kecamatan Bangsal, Mojokerto, Selasa, 22 Oktober 2019, dilansir Antara.

Ia menuturkan, berdasarkan hasil pemetaan hasil kerawanan, terdapat 40 desa yang masuk dalam kategori sangat rawan, dan 152 kategori rawan. Pada desa sangat rawan, diterapkan pola 15 Polri, 1 TNI/Babinsa, dan 15 linmas. Sedangkan untuk desa rawan, digunakan pola 7 Polri, 1 TNI/Babinsa, dan 15 linmas.

"Jadikan tugas pengamanan sebagai suatu kebanggaan bersama. Tetap jalin sinergitas demi melaksanakan pilkades, tindak tegas pihak-pihak yang mengganggu. Tetap jaga keamanan selama tiga hari," ujar dia.

Ia mengatakan, pilkades serentak 23 Oktober 2019 ini, akan mendapatkan pantauan dari forkopimda Mojokerto bersama dengan jajaran. Rencananya ada 3 TPS yang akan dipantau, yakni dua TPS di wilayah selatan, dan satu TPS di wilayah utara sungai Brantas.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ikrar Damai Calon Peserta Pilkades Serentak di Mojokerto

Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Sebanyak 721 orang calon peserta pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di 251 desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, membacakan ikrar damai di Pendapa Graha Majatama kabupaten setempat.

Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, di Mojokerto, Rabu 9 Oktober 2019, mengatakan pilkades serentak merupakan rutinitas kegiatan enam tahunan yang harus disikapi secara dewasa, wajar, arif, dan bijaksana sesuai peraturan perundang-undangan berlaku.

"Sebanyak 721 orang calon kepala desa dari 18 kecamatan yang ikut pemilihan kepala desa serentak 2019, saya minta harus siap menang maupun kalah," katanya, dilansir dari Antara.

Ia juga meminta supaya pemilihan kepala desa serentak yang diikuti 251 desa tanggal 23 Oktober mendatang, terhindar dari segala benturan-benturan antara sesama pendukung.

"Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) harus dipandang sebagai sarana perwujudan demokrasi dan partisipasi masyarakat desa," ujarnya.


Pesan

ilustrasi Pilkada serentak

Oleh karena itu, kata dia, hajatan demokrasi ini hendaknya disambut dengan suka cita dan menjadi alat pemersatu masyarakat.

"Bukan malah memecah kubu dan mengkotak-kotakan masyarakat," ujarnya.

Wabup juga mewanti-wanti supaya kampanye dari masing-masing calon dilakukan dengan tertib, dan tidak boleh saling menjatuhkan lawannya.

"Semua kegiatan kampanye harus tertib, damai, dan santun. Hindari kampanye hitam dan menjatuhkan lawan, apalagi ujaran-ujaran kebencian yang berunsur SARA. Semua yang terlibat dalam pemilihan kepala desa maupun panitia pemilihan desa, saya minta terus berkoordinasi dan mengantisipasi kerawanan-kerawanan yang terjadi," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes H, menyatakan komitmen aparat dalam menyukseskan pemilihan kepala desa serentak Kabupaten Mojokerto 2019.

"Bagi yang menang, kami harap bisa menjadi pemenang bermartabat. Artinya menang dengan jujur, adil, dan tetap santun. Namun bagi yang kalah, akan tetap terhormat. Artinya tidak ada perasaan rendah diri, dan siap membantu yang menang dalam membawa kemajuan desanya masing-masing," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya