Masalah Darurat yang Harus Dibenahi Menkes Terawan Agus Putranto

Pakar kesehatan berharap Menteri Kesehatan baru, dokter Terawan bisa membenahi permasalahan yang darurat ini.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Okt 2019, 19:00 WIB
Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Kedatangan dr Terawan ini menyusul sejumlah tokoh sebelumnya yang berdatangan ke Istana sejak Senin kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pakar Kesehatan Hasbullah Thabrany menyebut, ada permasalahan darurat yang perlu dibenahi dokter Terawan Agus Putranto, yang baru saja dilantik sebagai Menteri Kesehatan RI periode 2019-2024. 

"Dokter Terawan yang sekarang menjadi Menteri Kesehatan, saya berharap dalam dua bulan ini bisa membenahi Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Saya pikir, masalah itu sangat urgent (darurat)," ungkap Hasbullah saat dihubungi Health Liputan6.com, Rabu (23/10/2019).

Permasalahan JKN-KIS, dalam hal ini BPJS Kesehatan, lanjut Hasbullah, termasuk penting diperbaiki dokter Terawan yang menjadi Menkes baru untuk waktu dekat ini.

Apalagi masalah defisit BPJS Kesehatan, yang mana bisa mengganggu pelayanan rumah sakit.

"Banyak rumah sakit yang kesulitan pelayanan terhadap pasien. Semua serba susah nanti dan pasien juga terganggu mendapatkan pelayanan. Ini persoalan jangka pendek yang harus diselesaikan ," lanjutnya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Kematian Ibu dan Penanganan TBC

Kepala RSPAD dr Terawan Agus Putranto meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Terawan yang mengenakan atasan kemeja berwarna putih tersebut, dirumorkan akan mengisi jabatan sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja jilid II. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain menyoal BPJS Kesehatan, Hasbullah juga mengharapkan, di tangan dokter Terawan, permasalahan kematian ibu melahirkan serta tuberkulosis (TBC) dapat tertangani.

Angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia yang dipublikasikan pada Konferensi Internasional Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (ICIFPRH) baru-baru ini dilaporkan tinggi.

Rentang tahun 2018/2019, angka kematian ibu melahirkan mencapai 305 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, target Indonesia mencapai eliminasi TBC pada 2030.

"Soal angka kematian ibu dan penanganan TBC ini jangka menengah. Bagaimana menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan mewujudkan Indonesia yang bebas TBC nanti," Hasbullah menambahkan. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya