Liputan6.com, Jakarta - Kabar Raffi Ahmad kehilangan suara sebenarnya beredar sejak Juli 2019. Kala itu, Raffi Ahmad sempat absen dari kanal YouTube kemudian memberi penjelasan soal suaranya yang sering serak dan hilang.
Kondisi kesehatan Raffi Ahmad kembali disorot setelah mengumumkan rehat dari dunia hiburan hingga beberapa bulan ke depan. Suara Raffi Ahmad lagi-lagi sering serak dan hilang. Ada benjolan di pita suaranya.
Baca Juga
Advertisement
Raffi Ahmad telah menjalani beragam pengobatan dari medis hingga akupuntur. Mendengar kabar ini, Daniel Mananta buka suara.
Suara Hilang
Daniel Mananta pernah mengalami hal serupa tiga tahun silam. Suara Daniel Mananta amblas. Setelah menjalani pemeriksaan medis, ditemukan tumor jinak di pita suara Daniel Mananta.
“Suara saya hilang, dokter bilang saya punya tumor jinak (di pita suara). Justru saya memberi tahu Raffi Ahmad, saya merekomendasikannya dokter dan terapi ini terapi itu yang mesti dijalani. Kita di antara presenter, misalnya dengan Ananda Omesh dan Raffi Ahmad, saling menyemangati,” ujar Daniel Mananta kepada Showbiz Liputan6.com.
Advertisement
Terapi
Daniel Mananta melanjutkan, “Begitu dapat dokter bagus saya memberi tahu yang lain termasuk Raffi Ahmad. Terakhir saya terapi dua bulan lalu, operasinya sekitar tiga tahun yang lalu di Jakarta. Terapinya berupa menggerakkan mulut.”
Setelah terapi tuntas, Daniel Mananta mengaku tak ada makanan pantangan. “Yang penting jangan sampai kecapaian, kalau kecapaian suara mulai hilang,” urai bintang film A Man Called Ahok dan Rumah Dara, di Jakarta. Daniel Mananta mengakui, kehilangan suara membuat perasaannya ketar-ketir.
Mengakui
Rasa takut, bagi Daniel Mananta, hal lumrah. Mantan VJ MTV ini tak malu mengakui saat diwawancara awak media.
“Ketakutan itu real. Kita semua sebagai manusia pernah mengalami ketakutan. Tidak peduli Anda terkenal atau pekerjaan Anda apa, kita semua dari A sampai Z pasti pernah ketakutan,” beri tahu Daniel Mananta, pada Selasa (22/10/2019).
Advertisement
Berteman dengan Takut
Berkaca pada pengalaman, Daniel memutuskan untuk berteman dengan rasa takut.
“Ketakutan itu ternyata dan sebenarnya bisa menyemangati kita kalau kita mau berteman,” simpulnya. (Wayan Diananto)