BMKG Pastikan Info Indonesia Akan Dilanda Gelombang Panas Ekstrem Hoaks

Mulyono menjelasan, Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

oleh Arie Nugraha diperbarui 23 Okt 2019, 20:44 WIB
Seorang wanita menggunakan payung selama gelombang panas di Jakarta, Selasa (22/10/2019). BMKG memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu ini. Hal ini dikarenakan matahari yang berada dekat dengan jalur khatulistiwa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Beredar pesan berantai yang menyebut wilayah Indonesia akan dilanda gelombang panas ekstrem selama tiga hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan, pesan yang beredar di media sosial dan aplikasi Whatsapp itu tidak benar alias hoaks.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, suhu udara di sebagian besar wilayah Indonesia saat ini memang panas, namun bukan gelombang panas. Menurutnya, gelombang panas tidak terjadi di Indonesia, melainkan di wilayah yang terletak pada lintang menengah dan tinggi. 

“Suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya,” kata Mulyono dalam keterangan resminya, Rabu (23/10/2019).

Mulyono menjelasan, Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas. Berdasarkan data histori, suhu maksimum di Indonesia belum pernah mencapai 40 derajat celsius. 

Data BMKG menyebut, suhu tertinggi yang pernah terjadi di Indonesia sebesar 39.5 derajat celcius pada tahun 2015 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Bahkan, pada tanggal 20 Oktober 2019, terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin (Makassar) 38.8 derajat celcius, diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38.3 derajat celcius dan Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 derajat celcius. 

Suhu panas tersebut ucap Mulyono, merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir, di mana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 derajat celcius.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Minum Air Mineral

Ilustraasi foto Liputan 6

BMKG pun mengimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini minum air mineral yang cukup untuk menghindari dehidrasi. 

“Masyarakat agar mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan. Serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla,” ujar Mulyono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya