Film Hanya Manusia, Aksi Polisi Ungkap Sindikat Human Trafficking

Film Hanya Manusia berkisah tentang seorang perwira muda bernama Annisa yang tergabung dalam Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Okt 2019, 13:30 WIB
Film Hanya Manusia (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi karya anak bangsa akan menyapa pecinta film di bioskop Tanah Air pada 7 November 2019 mendatang. Disutradarai oleh Tepan Kobain, film Hanya Manusia menjadi persembahan dari Divisi Humas Polri untuk masyarakat Indonesia.

Film Hanya Manusia berkisah tentang seorang perwira muda bernama Annisa (Prisia Nasution) yang tergabung dalam Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara. Bersama Iptu Aryo (Lian Firman), Annisa ditugaskan mengusut sebuah kasus penculikan.

Konflik dalam film Hanya Manusia ini bermula ketika Dinda (Shenina Cinnamon), adik perempuan Annisa, menjadi korban penculikan dalam kasus yang sama. Ternyata, kasus penculikan tersebut menjadi bagian dari aksi kejahatan sebuah sindikat human trafficking (perdagangan manusia). 

 


Isu yang Menarik

Yama Carlos bersama pemeran film Hanya Manusia (Fimela.com/Bambang E Ros)

Sorotan utama dalam film Hanya Manusia adalah sisi humanisme Annisa sebagai seorang polisi.  Banyaknya korban dalam kasus penculikan tersebut membuat Annisa mengalami tekanan hingga mencapai batas maksimal seorang manusia.

Berperan sebagai Kompol Angga, Yama Carlos mengungkapkan tanggapannya ketika menerima tawaran untuk berperan sebagai anggota kepolisian. Menurutnya, human trafficking menjadi isu menarik untuk diangkat menjadi film layar lebar.

"Ketika ada tawaran film layar lebar yang berhubungan dengan abdi negara, saya enggak perlu pikir panjang lebar. Apalagi film ini digarap langsung oleh pihak kepolisian," ujar Yama Carlos dalam wawancara Facebook Live bersama Liputan6.com di Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).


Jarang Diangkat

Yama Carlos (Fimela.com/Bambang E Ros)

Dari segi cerita, Yama Carlos yakin Hanya Manusia akan menjadi sebuah film yang berkualitas. Pria 38 tahun ini juga menaruh perhatian besar kepada isu perdagangan manusia. 

"Saya percaya isi dari ceritanya juga sangat berbobot. Apalagi human trafficking itu kan paling jarang untuk diangkat di sebuah cerita film. Dan korbannya kebanyakan masih punya masa depan cerah," sambungnya.


Sisi Kemanusiaan

Sementara itu, berperan sebagai anggota kepolisian bukanlah hal yang mudah bagi Yama Carlos. Untuk itu, ia lebih menekankan pada sisi kemanusiaan yang dimiliki seorang aparat penegak hukum. 

"Walaupun kami (berperan) sebagai aparat atau abdi negara, tetap kami ini manusia, tetap ada sisi humanismenya. Itu yang mau kami sampaikan kepada penonton melalui film ini. Bahwa sekeras apa pun polisi dalam menjalankan tugas, dia tetap manusia," ungkap Yama Carlos.


Peran Penting Masyarakat

Di sisi lain, Lian Firman menuturkan bahwa masyarakat memiliki peran penting dalam membantu polisi memberantas kejahatan. Menurutnya, kontribusi dari masyarakat dapat mempercepat proses pengungkapan suatu tindakan kriminal.

"Tugasnya polisi tuh harus bekerja sama dengan masyarakat dan menjadi sahabat bagi masyarakat. Semakin banyak informasi seperti laporan dan segala macamnya, tindak lanjut dari kepolisian menjadi lebih cepat," Lian Firman mengakhiri.

(Affiyah Tri Yuni Sari/Mgg)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya