Liputan6.com, Jakarta Dokter anak spesialis nutrisi dan penyakit metabolik pada anak, Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif SpA(K) mengatakan bahwa masa awal kehidupan menjadi periode krusial dalam perkembangan anak. Sebanyak 50 sampai 60 persen energi yang diperoleh si Kecil dipakai untuk perkembangan otak.
Bila asupan gizinya kurang, otak pula yang akan terkena dampak terlebih dahulu. Tidak hanya tubuh anak tak berkembang sempurna akibat asupan gizi yang tidak terpenuhi dengan optimal, fungsi kognitif anak pun terganggu.
Advertisement
Guna mengetahui apakah asupan gizi yang anak terima sudah optimal atau belum, salah satunya dari aktivitas menimbang di Posyandu setiap bulan. Ketika diketahui ada grafik yang menurun, bisa cepat diatasi.
Namun, seperti yang diungkapkan Damayanti, masih banyak yang keliru dalam menimbang badan anak. Petugas di Posyandu seringkali menimbang si Kecil dalam keadaan anak berpakaian lengkap.
"Menimbang yang benar berarti tidak pakai baju. Karena sekarang di Posyandu, menimbangnya pakai baju semua. Jadi, berat badannya bisa plus. Plus topi, plus sepatu, plus tas emaknya dimasukkan ke situ. Wajar saja berat," kata Damayanti dalam diskusi bersama media dengan tema Dukung Ragam Minat Generasi Alpha di Keong Emas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur pada Kamis, 24 Oktober 2019.
Kalau seperti itu, berat badan anak pun akan kelihatan baik-baik saja. Orangtua pun jadi tak melihat apakah grafik perkembangan dan berat badan anak turun atau stabil.
Sebab, ketika tahu grafik berat badan anak menurun dan terus menurun, kader di posyandu bisa merujuk ke Puskesmas. Dokter di puskesmas akan melihat kondisi anak tersebut, karena ditakutkan ada TBC atau kondisi lainnya.
"Itu mengapa menimbang yang benar harusnya tanpa pakaian. Karena tujuan menimbang adalah untuk tahu berat anak berapa. Orangtua pun jadi tahu beratnya cukup atau tidak. Karena harus diplot di dalam grafik," ujar Damayanti.
Menggunakan grafik WHO
Menurut Damayanti, grafik yang dipakai di Indonesia adalah grafik dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) 2006. Yang merupakan standar seluruh dunia.
Sementara itu, untuk para ibu yang ingin menimbang anaknya di rumah, pastikan terlebih dahulu bahwa timbangannya sudah dikalibrasi. "Harus dikalibrasi setidaknya setahun sekali minimal," ujarnya.
Kemudian, menimbang anak harus di waktu yang selalu sama. Misal, penimbangan untuk pertama kali dilakukan di saat anak belum makan dan belum mandi, di bulan-bulan selanjutnya harus seperti itu juga.
"Kalau di bulan berikutnya anaknya sudah makan baru ditimbang, hasilnya bisa beda," kata Damayanti.
Advertisement