Liputan6.com, Jakarta - Surya Tjandra ditunjuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk menjadi Wakil Menteri Agraria yang membantu Menteri Sofyan Djalil. Dia akan dilantik di Istana Negara, Jumat (25/10/2019), sekitar pukul 14.00 WIB.
Pria kelahiran 28 Maret 1971 ini tumbuh besar dalam lingkungan keluarga sederhana. Ayah dan ibunya adalah pedagang ayam potong di pasar Jatinegara, Jakarta. Namun, dari sanalah tumbuh sosok pribadi yang kuat, tangguh dan cemerlang.
Advertisement
Sang ibu menjadi sosok yang paling dikagumi. Surya mengaku darinya dia belajar manajemen kehidupan dan seni memimpin.
"Beliau perempuan istimewa dan akan selalu istimewa bagi saya," ungkap Surya Tjandra yang dilansir dari suryatjandra.id.
Pria yang genap berumur 48 tahun ini juga dikenal sebagai politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam partai besutan Grace Natalie ini, Surya Tjandra satu calon legislatif di daerah pemilihan Jawa Timur 5 atau wilayah Malang Raya yang mencakup Kota dan Kabupaten Malang.
Dia pun menjadi salah satu caleg difabel dengan disabilitas daksa polio di kaki kirinya sejak berusia 6 bulan.
Berikut profil singkat Surya Tjandra yang dipilih Jokowi sebagai Wamen Sofyan Djalil, Menteri ATR/Kepala BPN:
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pendidikan
Sejak kecil, Surya didorong oleh kedua orangtuanya untuk tekun dalam menggapai cita-cita. Usai menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 68, Jakarta Pusat, dia pun diterima di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI).
Diterima di FHUI menjadi kebanggan tersendiri buat Surya, karena hanya dirinya yang menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Tidak puas menamatkan studi S-1, Surya pun melanjutkan pasca sarjananya melalui jalur bea siswa di Universitas Warwick, Inggris dan Program DoktorL di Universitas Leiden, Belanda.
Advertisement
Bekerja di LBH Jakarta
Sensitivitas yang tinggi terhadap isu kemiskinan dan ketidakadilan mendorongnya untuk memilih bekerja di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, LSM yang menyediakan bantuan hukum bagi rakyat miskin dan buta hukum.
Awalnya Surya tertarik dengan isu hak-hak sipil dan politik, namun akhirnya dia ditempatkan di Divisi Perburuhan yang fokus untuk pembelaan bagi, terutama buruh industri. Di sinilah Surya mengenal lebih jauh dan jatuh cinta pada hukum perburuhan.
Adnan Buyung Nasution dan Yap Thiam Hien adalah dua tokoh yang menginspirasinya untuk berjuang di jalur Hukum.
Selain kedua tokoh tersebut, Munir Said Thalib adalah seorang yang dikaguminya. Pejuang hak asasi manusia ini juga yang mengukuhkan niatnya Surya untuk memperjuangkan hak asasi manusia.
"Tidaklah cukup bila hanya berada diluar sistem. Tetapi, juga harus masuk dalam sistem politik itu sendiri untuk mulai memperbaikinya!," tegas Surya belajar dari kasus yang menimpa teman sekaligus sahabatnya, Munir.
Organisasi
Dilansir dari psi.id, kepedulian Surya Tjandra pada isu perburuhan terlihat jelas ketika ia terlibat di dalam Komite Aksi Jaminan Sosial, aliansi besar gerakan sosial yang terdiri dari serikat buruh, tani, nelayan, mahasiswa, LSM, dan lain-lain.
Surya yang berperan sebagai Koordinator "Tim Pembela Rakyat untuk Jaminan Sosial" menjadi kuasa hukum dari ratusan penggugat dari berbagai kalangan masyarakat dan bertanggung jawab dalam merancang gugatan hingga mengikuti persidangan di pengadilan.
Pengalaman bekerja di LSM pendamping, advokasi perburuhan, dosen, dan peneliti bidang hukum di sejumlah universitas, memberikan Surya kemampuan untuk menganalisa dan memahami kompleksitas masalah yang ada untuk satu isu tertentu.
Sejak 2003 hingga saat ini Surya masih aktif mengadvokasi kasus kasus perburuhan. Tidak hanya di lingkup perburuhan, dia juga salah satu advokat yang mendorong disahkannya Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Bersama beberapa advokat lainnya yang bergabung dalam Tim penggugat pemerintah, memenangkan gugatan mengenai pengesahan undang undang sistem jaminan sosial nasional di pengadilan negeri Jakarta Pusat pada tahun 2010.
Advertisement
Karier Politik
Tahun 2015, dia ikut mencalonkan diri dalam bursa calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namanya masuk dalam 10 besar calon pimpinan KPK.
Namun, di putaran terakhir, Surya gagal melaju karena tidak memiliki jaringan pendukung yang banyak di DPR.
Beberapa tahun sebelum tahun 2018, salah satu koleganya di Partai Solidaritas Indonesia yang menjabat sebagai Sekjen, Raja Juli Antoni mengajaknya untuk bergabung ke PSI.
Ayah satu putri ini pun ditempatkan mewakili Dapil Jawa Timur lima di Kota dan Kabupaten Malang karena wilayah tersebut dinilai PSI memiliki preferensi politik yang cukup baik.
"Kami membuat indeks wilayah mana yang paling politable dan Malang Raya adalah wilayah yang memiliki indeks cukup baik, warga di situ cenderung tidak fanatik atau memiliki referensi politik Yang itu itu saja," kata Surya.