Kerap Pakai Ponsel dalam Gelap, Pria Tiongkok Buta

Pria ini diketahui kerap bermain gim dengan ponselnya dalam kegelapan yang membuatnya buta sementara.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Okt 2019, 11:00 WIB
Ilustrasi main ponsel (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Tiongkok mengalami kebutaan sementara akibat kebiasaan menatap layar perangkat elektronik dalam kegelapan. Hal itu terjadi ketika dirinya sedang bermain gim di ponsel.

South China Morning Post melaporkan, pria yang hanya disebut Wang itu mengatakan bahwa dirinya kehilangan pandangan saat bermain gim dengan ponselnya, tanpa cahaya lampu.

"Saya memakai mata kanan untuk melihat ponsel saya dan saya bisa melihat beberapa kata-kata tapi tidak yang lain," kata pria asal provinsi Shaanxi itu seperti dilansir dari New York Post pada Sabtu (26/10/2019).

Ketika dibawa ke fasilitas kesehatan, dokter mendiagnosisnya dengan oklusi arteri retina sentral atau dikenal sebagai 'stroke mata.' kondisi ini disebabkan adanya penyumbatan arteri yang membawa oksigen ke retina.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini


Kejadian Langka

Ilustrasi main ponsel sebelum tidur (iStock)

Dokter mengatakan bahwa gumpalan tersebut bisa menyebabkan kehilangan penglihatan parah jika tidak segera mendapatkan penanganan. Walau begitu, catatan medis tidak mengungkapkan apakah kebutaan itu hanya terjadi di satu atau kedua matanya.

Lei Tao, dokter yang menangani Wang mengaitkan kejadian itu dengan penggunaan berlebihan perangkat elektronik yang menyebabkan ketegangan berlebih pada mata. Diketahui, pria itu sering membuat sang istri kesal karena kebiasaannya bermain ponsel di tempat tidur.

Namun, untuk menyatakan apakah strok mata bisa terjadi akibat dari penggunaan gawai secara berlebihan, haruslah diteliti lebih lanjut.

"Untuk membuat klaim stroke mata, harus ada dokumentasi," kata dokter Gareth Lema, ahli bedah retina di Mount Sinai, New York, Amerika Serikat.

Lema mengatakan bahwa strok mata hanya terjadi sekitar satu persen dari populasi pada umumnya serta mempengaruhi lansia yang menderita plak arteri karotis atau penyakit katup jantung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya