Liputan6.com, Jakarta - Tingginya pertumbuhan penggunaan ICT di Indonesia disambut dengan optimisme dan harapan tinggi oleh para pelaku bisnis akan perlunya transformasi digital. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi perusahaan.
CEO Markplus Inc Iwan Setiawan mengatakan tantangan digital yang dihadapi perusahaan saat ini adalah terlampau tingginya intensitas iklan hingga promosi di channel digital yang memunculkan tantangan ‘Battle for Attention’.
"Tingginya generation gap, digital divide, new CX imperative hingga terjadinya polarisasi market yang mengubah paradigma branding adalah tantangan yang masih dihadapi perusahaan," ujar Iwan melalui keterangannya, Jumat (25/10/2019).
Dalam ajang Digital Experience (DX) Summit 2019 di Jakarta, belum lama ini, Iwan menuturkan keseluruhan tantangan transformasi itu memerlukan strategi yang tepat untuk dapat dijadikan peluang dalam mengembangkan bisnis perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
Sejalan dengan hal tersebut, VP Marketing Infomedia Widi Sagita memaparkan temuan dari MIT yang menyatakan, "Kegagalan dalam melakukan transformasi digital akan berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan, hingga mencapai 30 persen dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Impact-nya bahkan akan lebih besar bagi 'Fortune 500 Company'."
Lalu bagaimana cara menentukan strategi yang pas dalam melakukan transformasi digital?
Iwan menyampaikan perlunya perusahaan mengenali pelanggannya dengan baik, hingga dapat menemukan bottle neck dari proses pengambilan keputusan pelanggan dalam melakukan proses pembelian.
Sejalan dengan Iwan, Widi menjelaskan transformasi digital tidaklah hanya terpatok pada kecanggihan teknologi yang digunakan.
Utamanya, transformasi yang berhasil harus mampu mewujudkan objektif perusahaan untuk menciptakan happy customer, lower cost, dan memunculkan potential new revenue bagi kelangsungan pertumbuhan bisnis perusahaan.
Keberhasilan Implementasi Transformasi Digital
Salah satu implementasi keberhasilan transformasi digital yang mampu menjawab ketiga objektif tersebut dipaparkan dalam sharing session oleh EVP Center of Digital BCA Wani Sabu.
Ia menjelaskan transformasi Halo BCA dari masa ke masa, dan menggambarkan bagaimana sebuah transformasi digital yang berawal dari insight melalui voice of customer, lalu didukung penuh oleh pucuk pimpinan tertinggi perusahaan.
"Hal ini mampu membawa BCA menjadi perbankan yang besar dan dicintai pelanggannya, meningkatkan efektivitas proses, hingga memunculkan potensi revenue baru melalui terobosan-terobosan menarik, dan sesuai kebutuhan pelanggan," ujarnya.
(Isk/Ysl)
Advertisement