Kisah Sukses Kemiren Asri Jual Jamur Krispi hingga ke Hong Kong

Sebelum program ini berkembang dalam mengembangkan usaha makanan produksi rumahan dengan bahan dasar jamur.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 26 Okt 2019, 10:00 WIB
Kemiren Asri

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Kampung Ekonomi Kreatif (Kemiren Asri) berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui beragam program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Program Binaan Pertamina Refinery Unit IV Cilacap ini bahkan berhasil mengirimkan makanan hasil produksi rumahan mereka hingga ke Hong Kong dan Malaysia.

Ketua Pengurus Koperasi Asri Mandiri Rumdani Prapti Sumiwi mengatakan, pengembangan Kelompok Kemiren Asri melalui perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan panjang itu lah muncul semangat masyarakat yang ingin mandiri dan sejahtera.

“Alhamdulillah saat ini kelompok kegiatan Kemiren Asri terus melalukan inovasi. Tahun ini kami sudah memiliki Koperasi sebagai bagian dari penggerak ekonomi masyarakat. Di tengah teknologi yang terus maju, kami mencoba memaksimalkan kreativitas untuk membuat produk yang dapat dinikmati masyarakat melalui beragam olahan budidaya yang dikelola, seperti olahan jamur,” kata Rumdani, Rabu (23/10/2019).

Rumdani mengtakan produk yang dihasilkan dari kelompok tersebut memuaskan. Bahkan berkat jaringan pertemanan yang dia miliki, produk jamur krispi hasil olahan ibu-ibu Kelompok Kemiren Asri berhasil dijual hingga ke Hong Kong dan Malaysia.

“Dengan memanfaatkan koneksi yang dimiliki kita mencoba memasarkan produk kita secara online ke kota-kota besar di Indonesia, sudah hampir seluruh Indonesia. Dan saat ini pun produk kami sudah berhasil kami jual ke Hong Kong dan Malaysia,” ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Omzet Rp 7 Juta Per Bulan

 

Tercatat, hingga saat ini Kemiren Asri dapat memberikan dampak positif pada peningkatan ekonomi. Rata-rata setiap kelompok kegiatan Kemiren Asri dapat menghasilkan omzet sekitar Rp 7 juta per bulan.

Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR Refinery Unit IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, kunci program Kemiren Asri hingga mampu menjadi desa mandiri yakni menerapkan sinergitas kelompok kegiatan yang punya mata rantai, dari mulai produksi hingga pemasaran yang saling berkaitan satu sama lain. Hal ini yang menjadikan masyarakat Tegalmulyan memiliki keunggulan kompetitif.

“Seperti dengan adanya Kelompok Budidaya Jamur yang memanfaatkan 180 kg limbah Baglog per tahun, sekarang dengan pemanfaatan limbah tersebut bisa digunakan sebagai media untuk budidaya cacing sehingga kegiatan zero waste (tidak ada sisa terbuang) dapat 100% dimanfaatkan,” kata Laode.

Lebih lanjut Laode menjelaskan, proses sinergitas ini mampu menjawab permasalahan sosial dan ekonomi yang sebelumnya terjadinya pada masyarakat seperti terdapat masyarakat buta aksara yang sekarang berangsur sudah melek aksara.

Selain itu, dari 37 anak yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang sebelum adanya program, tahun ini sudah berhasil masuk kategori gizi baik melalui program Pemenuhan Makanan Tambahan yang berhasil dikembangkan oleh kelompok masyarakat secara mandiri.

“Dengan adanya sinergitas, kami harap program Kemiren Asri ini mampu suistain dan berkembang, sehingga lebih banyak lagi manfaat yang berdampak positif bagi masyarakat,” tambah Laode.

 


Program Lainnya

Sebelum program ini berkembang dalam mengembangkan usaha makanan produksi rumahan dengan bahan dasar jamur, masyarakat Desa Kemiren Asri yang berada di Kelurahan Tegalkamulyan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memiliki permasalahan di bidang kesehatan dengan cukup banyaknya angka gizi buruk dan kurang pada tahun 2017.

Bantuan tersebut awalnya untuk meningkatkan fasilitas posyandu yang saat itu berhasil membantu untuk memonitoring perkembangan anak. Namun masih ada kebutuhan penunjang serta PMT (pemberian makanan tambahan) kepada balita yang dibutuhkan untuk dapat menurunkan angka gizi buruk dan kurang di Desa Kemiren Asri.

Akhirnya, dalam upaya agar program PMT dapat berkelanjutan, Pertamina memberikan bantuan budidaya Jamur yang hasilnya digunakan untuk bahan dasar olahan PMT setiap bulannya.

Selain itu, cukup banyaknya masyarakat di kelurahan tersebut yang masih buta aksara, mendorong salah seorang penggerak masyarakat bernama Rumdani Prapti Sumiwi untuk memberantas buta aksara.

Rumdani menggagas sebuah program bersama Pertamina dengan membentuk Kelompok Keaksaraan Fungsional. Melalui metode belajar membaca dan menulis resep masakan, 21 ibu-ibu Kelompok Keaksaraan Fungsional tersebut kini sudah menjadi kepala kelompok kegiatan pemberdayaan Kemiren Asri.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya