Transaksi Trade Expo Indonesia 2019 Tembus Rp 153,3 Triliun

Transaksi TEI 2019 meningkat 29,04 persen dibanding pencapaian tahun lalu sebesar USD 8,49 miliar atau senilai Rp127,33 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Okt 2019, 18:15 WIB
Pengunjung melihat prodak yang di pamerkan dalam Trade Expo Indonesia 2018 di ICE BSD, Kamis (25/10).Pameran ini dihadiri lebih dari 20.000 pengunjung termasuk para pengusaha dari berbagai negara. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 2019 sukses mencapai transaksi sebesar USD 10,96 miliar atau senilai Rp153,38 triliun. Nilai ini meningkat 29,04 persen dibanding pencapaian tahun lalu sebesar USD 8,49 miliar atau senilai Rp127,33 triliun.

Adapun pameran ekspor terbesar di Indonesia tersebut diselenggarakan di International Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten pada 16-20 Oktober kemarin.

"TEI tahun ini berhasil mencapai nilai transaksi USD 10,96 miliar atau senilai Rp153,38 triliun. Capaian ini meningkat 29,04 persen dibandingkan tahun lalu," ungkap Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

Agus melaporkan, untuk transaksi produk pada gelaran TSI 2019 meliputi transaksi perdagangan barang yang berasal dari penandatanganan kontrak dagang atau MoU (USD 698,34 juta), transaksi di stan pameran (USD 687,60 juta), misi dagang lokal (USD 50,63 juta), penjajakan kesepakatan dagang atau business matching (USD 67,11 juta), Kementerian Kelautan dan Perikanan (USD 10,43 juta), forum bisnis hortikultura (USD 8,78 juta), serta kuliner dan pangan nusa (USD 457,14 ribu).

Sedangkan nilai transaksi perdagangan jasa sebesar USD 120,08 juta. Sementara itu, transaksi investasi berhasil membukukan nilai sebesar USD 9,29 miliar.

Pada gelaran TEI kali ini, negara dengan transaksi terbanyak yakni Mesir sebesar USD 270,51 juta atau sekitar 18,13 persen dari total nilai transaksi. Lanjut Jepang sebesar USD 260,01 juta (17,43 persen), China sebesar USD 201,52 juta (13,51 persen), India sebesar USD 96,71 juta (6,48 persen) dan Inggris sebesar USD 94,44 juta (6,33 persen).

Sedangkan produk yang paling diminati yakni makanan olahan sebesar USD 390,26 juta (26,16 persen), kertas dan produk kertas sebesar USD 289,64 juta (19,41 persen), kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) sebesar USD 166,65 juta (11,17 persen), produk pertanian sebesar USD 128,92 juta (8,64 persen), dan kopi kertas sebesar USD 111,85 juta (7,50 persen).

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kesepakatan Dagang

Trade Expo Indonesia (TEI) 2019.

Untuk misi pembelian, selama penyelenggaraan TEI ke-34 tercapai 114 kesepakatan dagang dengan total nilai kontrak sebesar USD 3,19 miliar.

Nilai tersebut terdiri atas transaksi investasi, produk barang, seperti makanan olahan, kertas dan produk kertas, produk pertanian, dan perkebunan, produk perikanan, bumbu masak, serta rempah-rempah dan lainnya.

Sementara itu, untuk kegiatan business matching telah menghasilkan 247 transaksi potensial dengan nilai mencapai USD 67,11 juta. Selama lima hari pelaksanaan TEI 2019, kegiatan business matching ini diikuti buyers dari 36 negara.

"Hal tersebut menunjukkan eksportir Indonesia mampu meyakinkan para buyers mancanegara untuk bertransaksi di tengah persaingan global yang semakin ketat. Artinya, eksportir mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan selera pasar, berdaya saing tinggi dengan harga yang kompetitif, serta sikap profesional yang menumbuhkan kepercayaan dari kalangan buyers internasional," ujar Agus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya