Pengusaha Migas Tunggu Terobosan Luhut Sebagai Menko Kemaritiman

Luhut Binsar Padjaitan kembali diangkat sebagai Kemenko Kemaritiman oleh Presiden Jokowi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Okt 2019, 10:00 WIB
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan pers menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 di Hotel Akmani Jakarta, Senin (20/5/2019). Menko Luhut mengatakan bahwa situasi Indonesia aman meskipun ada beberapa gejolak. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Perusahaan Hulu Migas Nasional (Aspermigas) menyambut baik pengangkatan Kembali Luhut Binsar Padjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kematiriman dan Investasi. Sebab ada harapan perbaikan iklim investasi.

"Kami mengucapkan selamat dan menyambut hangat atas terpilihnya Pak Luhut sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi," kata Ketua Umum Aspermigas John Karamoy saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (27/10/2019).

Mewakili pelaku usaha di sektor hulu migas dan kilang, John pun mengusulkan agar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi segera dapat membuat regulasi dan terobosan, yang berpihak pada peningkatan peran pelaku usaha di sektor ini.

Pengusaha siap membantu memberikan masukan, untuk mendukung program kerja yang dibuat Luhut pada sektor migas.

"Sebagai sumbangan asosiasi kami kepada pencapaian target nasional, dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara yang signifikan. Salam Sukses selalu," tandasnya.

Pada Pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, Luhut memulai karir sebagai Kepala Staf Kepresiden Indonesia pertama pada tahun 2014 silam.

Hingga pada tanggal 12 Agustus 2015, Luhut ditetapkan oleh Presiden menjadi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan sebelum dipindahkan lagi menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman pada tanggal 27 Juli 2016.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

 

 

 

 


Pengusaha Minta Pemerintah Konsisten dengan Kebijakan Reformasi Ekonomi

Sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju duduk di tangga saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkenalkan para memperkenalkan mereka di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Kabinet Indonesia Maju akan membantu Jokowi-Ma'ruf pada periode 2019-2024. (Liputan6.com/AnggaYuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan jajaran menteri pada susunan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Beberapa nama merupakan wajah lama yang telah mengisi posisi menteri pada kabinet sebelumnya, termasuk pada susunan menteri di bidang ekonomi seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Kemudian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Menanggapi keputusan Jokowi tersebut, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, menaruh harapan adanya konsistensi reformasi kebijakan ekonomi dari periode lalu ke periode pemerintahan saat ini.

"Karena kami lihat sebagian pejabat, khususnya di posisi-posisi kunci seperti menko-menko ekonomi-investasi dan menkeu yang masih diisi orang lama. Sehingga mereka tidak perlu periode transisi untuk mempelajari lagi isunya apa, kebutuhan stakeholders seperti apa, dan harus berbuat apa dari sisi kebijakan dan eksekusi kebijakannya," ujar dia kepada Liputan6.com, Kamis (24/10/2019).

Dia juga mengatakan, pelaku pasar setidaknya bisa berharap stabilitas makro ekonomi nasional, stabilitas kebijakan ekonomi lintas sektor, dan agenda reformasi ekonomi akan tetap konsisten seperti periode sebelumnya.

"Ini baik untuk menunjukan keseriusan pemerintah Indonesia terhadap reformasi ekonomi nasional," ungkap Shinta.

Selain itu, ia menambahkan, menteri-menteri terkait juga dapat memberikan arahan kepada sejumlah menteri baru yang punya peran vital di Kabinet Indonesia Maju untuk memicu pertumbuhan nasional.

"Khususnya Mendag, Menperin dan BKPM, agar mereka bisa bergerak lebih cepat untuk mengatasi permasalahan ekonomi kita saat ini. Yakni masalah produktifitas, efisiensi dan daya saing," tukas dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya