Liputan6.com, Jakarta - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta pemblokiran di AS, tidak membuat Huawei putus asa. Bahkan, perusahaan kian optomistis di pasar smartphone.
Setelah sukses mengapalkan 200 juta unit smartphone selama hampir 10 bulan terakhir, Huawei mengungkapkan target untuk tahun ini secara keseluruhan.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari GSM Arena, Senin (28/10/2019), pendiri Huawei Ren Zhengfei, memperkirakan perusahaan akan bisa mengapalkan 270 juta smartphone pada tahun ini. Jumlah tersebut 20 juta lebih banyak daripada yang diprediksi sejumlah analis.
Bisnis Huawei beberapa bulan belakangan tidak berjalan dengan baik, termasuk di industri smartphone. Pasalnya, pemerintah AS melarang Huawei berbisnis dengan perusahaan-perusahaan asal negara tersebut, termasuk menggunakan produk AS.
Ketentuan AS itu berdampak pada bisnis Huawei, terutama mengingatkan perusahaan masih bergantung pada ekosistem Android milik Google. Akibat masalah tersebut belum juga usai, Huawei terpaksa merilis flagship terbaru, seri Mate 30, tanpa layanan atau aplikasi utama Google, termasuk Maps, Chrome, dan yang paling penting Play Store.
Belum Genap Setahun, Pengapalan Smartphone Huawei Tembus 200 Juta Unit
Sejumlah masalah yang menekan Huawei setahun terakhir, tak membuat perusahaan kehilangan kabar baik. Selama hampir 10 bulan terakhir ini, pengapalan smartphone Huawei berhasil melampaui pencapaiannya dari tahun lalu.
Huawei mengumumkan pencapaiannya tersebut melalui akun Twitter miliknya pada 23 Oktober 2019. Perusahaan pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada para konsumennya.
"Kami baru saja melampaui 200 juta pengapalan pada 2019. 64 hari lebih cepat daripada tahun lalu! Kami terus berupaya meningkatkan teknologi untuk semuanya," tulis akun Huawei Mobile.
Huawei sebelumnya telah mengungkapkan kesuksesan sejumlah produknya di pasar. Lini P30 yang diumumkan pada Maret 2019, dan seri Mate 20 yang debut pada akhir tahun lalu, berhasil melampaui pendahulunya.
Kuatnya posisi Huawei di pasar Tiongkok diprediksi juga menjadi faktor pendukung pengapalan 200 juta unit smartphone. Hal ini didorong sikap patriotik masyarakat setempat sebagai bentuk dukungan terhadap Huawei yang sedang menghadapi masa sulit.
(Din/Isk)
Advertisement