Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya menggelar serangkaian acara untuk menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.Salah satunya dengan acara yang bertajuk "Sumpah Merah Putih" yang digelar di Monumen Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10/2019).
Saat acara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) dan ribuan pelajar di Surabaya seakan memerah putihkan Tugu Pahlawan dengan bendera merah putih sepanjang 2 ribu meter.
Acara itu dimulai dengan penampilan seni dari karawitan Sanggar Baladewa, SLB YPAB Tegalsari dan panduan suara SMPN 6 Surabaya. Kemudian, acara dilanjutkan dengan prosesi mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Wali Kota Risma dan dilanjutkan pembacaan narasi sosiodrama Merah Putih oleh siswa istimewa bernama Tegar.
Baca Juga
Advertisement
Saat itu, ada pula pembacaan sumpah palapa Gajah Mada dan pembacaan Sumpah Pemuda dengan diiringi lagu Satu Nusa Satu Bangsa. Ada pula pembacaan teks proklamasi dan disambung pembacaan narasi Indonesia Bahagia oleh salah satu siswa istimewa yaitu Syirin. Semua peserta akan bergandengan tangan membentuk formasi lingkaran di tengah lapangan Tugu Pahlawan sambil menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.
Puncak acaranya adalah pembacaan Sumpah Merah Putih oleh Risma yang diikuti oleh ribuan pelajar. Kemudian, ribuan pelajar itu bersama- sama berjalan beriringan membentangkan kain merah putih sepanjang 2 ribu meter mengitari area luar dan masuk lagi ke area dalam Tugu Pahlawan Surabaya.
Berikut potret kemeriahan kirab Bendera Merah Putih di Tugu Pahlawan:
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Risma Ingin Menyatukan Anak-Anak Surabaya
Pada kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) mengatakan sebelum tanggal 28 Oktober atau Hari Sumpah Pemuda dan sebelum Hari Pahlawan, dia ingin membuat sesuatu yang menyatukan anak-anak Surabaya dengan berbagai latar belakangnya. Harapannya, mereka nantinya bisa berjuang untuk bangsa dan negaranya dengan mencintai simbol-simbol negara.
"Akhirnya, dibuatlah acara ini. Awalnya, saya minta membentangkan bendera merah putih hingga mencetak rekor muri, tapi ternyata setelah dicek, rekor murinya 8 kilometer. Kalau sampai 8 kilometer pasti menutup jalan semuanya ini. Mungkin nantilah buat itu di pantai, tidak di sini,” kata Risma seusai acara.
Advertisement
Bendera Merah Putih Simbol Pemersatu Bangsa
Risma menuturkan, Bendera Merah Putih itu merupakan simbol pemersatu bangsa Indonesia. Dengan alat pemersatu itu, maka diharapkan bisa maju bersama-sama. Oleh karena itu, dia juga berpesan kepada para pelajar itu dan warga Kota Surabaya untuk selalu menghormati bendera merah putih.
"Kalau kita tidak menghormati ya orang lain mungkin tidak akan menghormati kita juga, karena kita tidak mengakui alat pemersatu itu,” kata dia.
Menanamkan Cinta Indonesia kepada Anak
Presiden UCLG ASPAC ini juga memastikan yang paling penting untuk ditanamkan dalam diri anak-anak itu adalah kecintaannya kepada negeri dan bangsa ini. Jika mereka sudah memiliki rasa cinta terhadap negaranya, maka dia tidak akan tega mengkhianati dan menyakiti negara dan bangsanya sendiri. Bahkan, dia tidak akan mengambil yang bukan haknya, karena dia sudah cinta kepada negaranya sendiri.
"Ternyata betul, ketika saya di Korea, yang diajarkan pertama kali kepada anak-anak dan yang paling utama adalah cinta negaranya, jadi acara ini sangat cocok untuk mengajarkan cinta negara itu,” ujar dia.
Advertisement
Kirab Bendera Merah Putih Bakal Digelar Tiap Tahun
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti memastikan, acara ini pertama kali digelar oleh Pemkot Surabaya.
Oleh karena itu, dia berkomitmen untuk menggelar acara serupa di tahun-tahun berikutnya demi menanamkan rasa cinta kepada negara dan bangsa Indonesia. "Melihat antusiasme para pelajar, kami berusaha tahun depan akan digelar kembali,” kata Antiek.
Total Peserta 3.500
Ia juga memastikan, peserta yang ikut dalam pagelaran itu sebanyak 3.500 peserta, baik dari pelajar SMP maupun dari berbagai komunitas yang berasal dari berbagai daerah di pelosok negeri ini, seperti dari Nias, Maluku dan berbagai daerah lainnya yang tinggi di Surabaya atau yang sekadar kuliah di Surabaya. "Total peserta 3.500 yang didukung pula oleh sembilan komunitas yang tinggal atau kuliah di Surabaya,” pungkasnya.
Advertisement