Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyiapkan layanan imunisasi untuk mengantisipasi penularan penyakit difteri, yang saat ini terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur.
"Kami sudah menyiapkan imunisasi, terutama pemberian DPT," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman Sabtu, 26 Oktober 2019, mengutip Antara.
Selain itu, menurut dia, Dinas Kesehatan kembali menyampaikan sosialisasi kepada warga mengenai penularan difteri, infeksi bakteri yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan dan dapat mempengaruhi kulit.
Baca Juga
Advertisement
Dia berharap upaya-upaya itu bisa mencegah penyakit difteri menyebar di Kabupaten Sidoarjo. "Dengan upaya yang kami lakukan, mudah-mudahan tidak menyebar ke Sidoarjo," kata dia.
Sebelumnya, lebih dari 200 murid dan sejumlah guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Malang dinyatakan positif sebagai pembawa kuman difteri sehingga sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu. Namun, dari semua yang menurut hasil pemeriksaan merupakan pembawa bakteri penyebab difteri, tidak ada yang positif terinfeksi.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Siswa dan Guru Bawa Bakteri Difteri, Sekolah Libur
Sebelumnya, Difteri jadi ancaman serius di Kota Malang. Ada dua sekolah di kota ini yang terdapat siswa dan guru positif carrier difteri atau orang yang membawa bakteri difteri setelah menjalani swab atau pemeriksaan lendir tenggorokan.
Ada 212 siswa dan 15 guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kota Malang dinyatakan carrier difteri. Sedangkan di SMA Negeri 7 Kota Malang sejauh ini terdapat 42 siswa dan 20 guru positif carrier.
MIN I meliburkan kegiatan belajar mengajar selama satu minggu ke depan sejak Senin kemarin. Sedangkan di SMAN 7 pada Jumat lalu sempat libur aktivitas belajar, tapi Senin kemarin tetap masuk seperti biasa. Namun siswa dan guru wajib memakai masker.
Awal mula temuan kasus di kedua sekolah itu juga sama, berawal dari seorang siswa yang sakit. Setelah itu digelar swab dan hasilnya banyak siswa dan guru dinyatakan positif carrier difteri. Beruntungnya belum ada satu pun positif difteri.
"Belum ada yang positif, hanya dinyatakan membawa bakteri difteri. Kalau tidak ditangani dengan cepat, bisa infeksi atau positif menderita," kata Kepala MIN I, Suyanto dikonfirmasi di Malang, Rabu, 23 Oktober 2019.
MIN I meliburkan semua kegiatan selama sepekan ini, antisipasi agar penyebaran tidak meluas. Sekaligus memberi waktu bagi siswa dan guru yang positif carrier difteri untuk profilaksis atau berobat. Pengobatan sementara ini ditanggung Dinas Kesehatan.
"Jumat kami gelar fogging disinfektan untuk mencegah penyebaran bakteri itu," tutur Suyanto.
Advertisement
Pemeriksaan Ulang
Suyanto menuturkan, minggu depan bakal ada swab massal lagi kepada siswa dan guru di lingkungan MIN I meski sebelumnya sudah dinyatakan negatif carrier. Ini untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
"Nanti kalau ada yang positif lagi ya harus cepat ditangani. Sudah kami sosialisasikan ke orang tua siswa," ujar Suyanto.
Kepala SMAN 7 Kota Malang, Herlina Wahyudi mengatakan, siswa dan guru yang positif carrier difteri diberi waktu libur tambahan hingga kondisi kesehatannya pulih seperti semula. Sedangkan yang negatif tetap masuk seperti biasa.
"Semua baik itu siswa, guru dan karyawan lainnya meski negatif wajib pakai masker dan mengkonsumsi obat selama di sekolah," kata Herlina.
Ia menambahkan, swab ulang juga bakal digelar minggu depan untuk mengecek kondisi kesehatan seluruh siswa, guru dan karyawan sekolah yang sekarang ini sehat–sehat saja. Agar serangan penyakit tersebut tidak meluas.
"Harapan kami semua biaya bisa ditanggung oleh Dinas Kesehatan," tutur Herlina.