Top 3 Tekno: Google Memata-matai Karyawan Sedot Perhatian

Google disebut telah mengembangkan sebuah sistem internal untuk memata-matai karyawannya.

oleh Iskandar diperbarui 27 Okt 2019, 11:00 WIB
Kantor Google Indonesia di SCBD. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta - Google disebut telah mengembangkan sebuah sistem internal untuk memata-matai karyawannya. Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Sabtu (26/10/2019) kemarin.

Berita lain yang tak kalah populer datang dari PUBG Mobile Lite yang baru saja merilis pembaruan bertema Halloween.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Karyawan Tuduh Google Lakukan Aksi Mata-Mata

Sejumlah karyawan Google dilaporkan tengah menggugat perusahaan tempatnya bekerja. Alasannya, Google disebut telah mengembangkan sebuah sistem internal untuk memata-matai karyawannya.

Aksi mata-mata itu, menurut para karyawan, dilakukan untuk memantau tindakan protes yang mungkin dilakukan karyawan. Dikutip dari Bloomberg, Jumat (25/10/2019), aksi pemantauan itu dilakukan dengan memasang piranti khusus di Chrome yang ada di komputer karyawan.

Para karyawan mengungkap aksi tersebut dengan memo yang dikirimkan ke Bloomberg secara anonim. Adapun cara kerja piranti khusus ini adalah memindai event yang dibuat di aplikasi kalender dan memiliki jumlah undangan antara 10 hingga 100 orang.

Baca selengkapnya di sini

2. PUBG Mobile Lite Rilis Pembaruan Bertema Halloween

PUBG Mobile Lite kembali merilis pembaruan, meski gim ini hanya meluncur di negara-negara tertentu, termasuk Indonesia.

Dilansir Phone Arena, Sabtu (26/10/2019), PUBG Mobile Lite merilis pembaran dengan banyak konten baru. Perubahan paling penting adalah survival mode bertema Halloween bernama Survive Till Dawn. Pemain bersama tim mereka harus bertahan hidup selama tiga hari, dua malam.

Pada siang hari, para pemain mengumpulkan suplai. Kemudian bertarung dengan Pumpkin Zombies pada malam hari.

Baca selengkapnya di sini


3. 5 Cara Mencegah Fraud di Bisnis Online

Ilustrasi cara mencegah fraud. Dok: independent.co.uk

Laporan 'Experian Global Fraud and Identity Report APAC' yang dikeluarkan pada Mei 2019, memaparkan 40 persen bisnis di Indonesia mengalami peningkatan kerugian terkait dengan fraud (kecurangan) secara online selama 12 bulan terakhir.

Mayoritas pelanggan (77 persen) menilai 'keamanan' sebagai unsur yang paling penting dari pengalaman online mereka.

Lewat digitalisasi di Indonesia yang direncanakan akan bergerak sejalan dengan Visi Go Digital 2020, pendekatan yang berimbang antara pengelolaan dan kenyamanan akan menjadi hal penting bagi organisasi-organisasi di Indonesia, saat mereka menjangkau semakin banyak pelanggan secara online.

Baca selengkapnya di sini

(Isk/Din)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya