Liputan6.com, Jakarta Sejumlah wanita mungkin berpikir-pikir menggunakan mainan seks seperti vibrator. Ada yang bilang vibrator bisa membuat klitoris mati rasa hingga lebih terpikat mainan seks ketimbang berhubungan dengan suami. Namun, para ahli berusaha meluruskannya.
Berikut beberapa pertanyaan tentang penggunaan vibrator:
Advertisement
1. Klitoris mati rasa
Untuk vibrator yang bisa membuat klitoris mati rasa, ini hanya berlangsung sementara. "Tidak ada bukti empiris penggunaan vibrator dapat menyebabkan desensitisasi klitoris yang berlangsung lama," kata Nan Wise, seorang terapis seks, ahli saraf dan penulis Why Good Sex Matters.
Menurut Wise, biasanya berkurangnya sensitivitas itu tak akan bertahan lama. Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menemukan sekitar 71 persen wanita yang menggunakan vibrator tidak pernah memiliki efek samping, yang meliputi mati rasa genital, nyeri, iritasi, pembengkakan atau peradangan dan air mata atau luka.
Dari sekitar 16 perempuan yang mengalami mati rasa genital, hanya 0,5 persen melaporkan mati rasa berlangsung sehari atau lebih. "Berikan sedikit waktu agar klitoris dapat pulih dan Anda harus kembali normal dalam waktu singkat," kata Gigi Engle, seorang seksolog
Apabila Anda merasa terganggu dengan klitoris yang mati rasa, gunakan vibrator pada pengaturan yang lebih rendah, atau pilih mainan lain yang tidak terlalu kuat getarannya.
Saksikan juga video berikut ini:
2. Kecanduan vibrator
Pernyataan ini tidak benar. Penelitian klinis tidak mendukung klaim seseorang bisa kecanduan fisik atau psikologis dengan mainan seks. Kekhawatiran lainnya yakni wanita yang menggunakan vibrator untuk seks solo akan menjadi sangat terpikat pada mainan mereka sehingga kehilangan semua keinginan untuk berhubungan seks dengan pasangan laki-laki, melansir laman Huffpost.
"Ini adalah mitos lama yang terus-menerus diabadikan untuk mempermalukan seksualitas perempuan," kata Engle.
Menurutnya, orang yang menggunakan vibrator secara teratur bisa menjadi terbiasa meraih orgasme dengan cepat dan dapat diandalkan.
"Tergantung pada intensitas stimulasi dengan vibrator, banyak wanita akan dapat mencapai orgasme dalam waktu kurang dari lima menit," kata Nazanin Moali, seorang terapis seks. "Namun, kita juga harus ingat bahwa sangat normal dan sehat untuk pasangan seks membutuhkan waktu lebih lama jika mereka memilih untuk tidak memasukkan mainan seks dalam daftar pilihan."
Ini akan berbeda jika Anda merasa penggunaan vibrator mengganggu kehidupan sehari-hari, misalnya mulai terlambat bekerja, melewatkan kewajiban sosial atau mengisolasi dari pasangan Anda, maka mungkin ada baiknya memeriksa kebiasaan itu.
Advertisement
3. Muncul masalah kesehatan
Penggunaan vibrator bisa mengiritasi vulva jika Anda tidak membersihkannya dengan benar (ikuti petunjuk dari produsen, karena bahan yang berbeda mungkin perlu ditangani secara berbeda).
"Dan jika Anda menggunakan vibrator yang dimasukkan ke dalam vagina, pastikan perangkat dirancang dengan baik untuk penggunaan tersebut dan cukup dilumasi oleh pelumas yang kompatibel dengan perangkat yang sesuai untuk meminimalkan iritasi pada lapisan vagina," kata Wise.
Wise juga memperingatkan agar tidak menggunakan mainan yang dimasukkan ke dalam anus di bagian tubuh lain, seperti mulut atau vagina, karena perangkat itu dapat menyebarkan kotoran dan bakteri ke daerah-daerah tersebut.
Namun, apabila Anda berbagi mainan seks dengan pasangan atau orang lain, Anda berpotensi menyebarkan atau tertular infeksi menular seksual, seperti klamidia dan herpes.
Lakukan hubungan seks yang aman dengan menutupi mainan dengan kondom baru dan kemudian membersihkannya dengan benar setelah setiap kali digunakan.