Liputan6.com, Banjarnegara - Nyaris sepekan ini, warganet kembali dibikin heboh oleh aksi ‘nyleneh’ Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono yang rebahan dan guling-guling di jalan mulus. Ia santai saja ketika ada yang menganggap foto itu settingan atau rekayasa.
Begitu lah tabiatnya, santai. Dia tak peduli dengan komentar nyinyir. Baginya, rebahan dan guling-guling di jalan itu adalah caranya mengekspresikan kegembiraan, sekaligus doa dan harapan agar seluruh jalan di Banjarnegara mulus.
Ia pun tak ambil pusing ketika banyak yang nyinyir soal unggahan slip gaji bupati. Ia tetap melenggang santai dan bahkan menjadi bintang tamu talkshow di sebuah stasiun televisi nasional.
Di luar aksi eksentriknya, Bupati Banjarnegara ini rupanya berhati lembut. Ia sangat mudah tersentuh tatkala ada orang kesusahan.
Baca Juga
Advertisement
Bahkan, ada satu kebiasaan, yang lagi-lagi, dinilai nyleneh. Bupati Banjarnegara ini begitu menaruh perhatian kepada orang-orang gangguan jiwa. Tak terhitung orang gangguan jiwa yang dientaskannya.
Satu-satunya yang viral, barangkali, adalah ketika sang bupati menyuapi, memberi minum, dan memakaikan baju ke orang gangguan jiwa yang ditemuinya di jalan.
Aksi Bupati Budhi memberi baju ke orang gangguan jiwa ini pun lantas menuai simpati warga. Video tersebut beredar cepat di berbagai grup pesan. Banyak yang terharu dengan apa yang dilakukannya.
Peristiwa itu terjadi di jalan raya Desa Majalengka Kecamatan Bawang Banjarnegara. Budhi bersama pegawai Pemkab saat itu dalam perjalanan untuk meninjau pembangunan jalan kabupaten di wilayah selatan Banjarnegara.
"Saat banyak orang membiarkan atau menjauhi yang berseliweran di jalan, sikap lain justru ditunjukkan oleh Bupati Budhi," ucap seorang warga Banjarnegara, Zaki, Sabtu, 27 Juli 2019.
Bupati Banjarnegara ini tak tega melihat seorang lelaki telanjang bulat berjalan di jalan. Lantas Bupati Budhi dibantu beberapa staf memerintahkan agar stafnya membelikan baju dan mengenakannya ke orang gangguan jiwa ini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kisah Bupati Banjarnegara dan Lina, Remaja Putri Pengidap Gangguan Jiwa
Ini bukan kisah Bupati Banjarnegara dengan orang gangguan jiwa. Sebelumnya, Bupati Banjarnegara ini juga menemput seorang remaja perempuan gangguan jiwa, Lina.
Lina dikurung nyaris setahun oleh keluarganya. Alasannya, demi keselamatannya. Sebab, Lina kerap pergi tanpa pamit.
Bupati lantas memerintahkan agar Lina dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang. Hampir tiga pekan di RSJ, kondisi Lina membaik dan lantas dirawat di Rumah Persinggahan Sosial Pamardi Raharjo, Banjarnegara.
Semua biaya perawatan Lina ditanggung oleh Pemkab Banjarnegara. Saat meninjau rumah singgah ini, ia pun berpesan agar masyarakat bekerja sama dengan pemerintah untuk mengentaskan permasalahan sosial.
“Pemerintah menyediakan sarana dan anggaran, sementara masyarakat berpartisipasi dengan rasa kepedulian dan juga perhatian kepada para penyandang masalah kesejahteraan sosial. Ini yang saya maksud kerja sama,” kata bupati.
Yang mencengangkan, Budhi rupanya juga merawat orang gangguan jiwa di rumah dinasnya. Namanya Timin. Kini tubuhnya berisi dan berkulit bersih.
Tentu sangat berbeda dibanding beberapa tahun sebelumnya, tatkala ia dipasung keluarganya. Timin konon dipasung lantaran bisa membahayakan jiwa orang lain.
Dia sama sekali tak punya pertalian darah dengan keluarga bupati. Tetapi ia beruntung bisa tinggal menyatu dengan keluarga bupati.
Tentu saja, ia sudah dianggap bagian dari keluarga bupati. Ia juga menerima berbagai fasilitas cuma-cuma dari keluarga itu.
Advertisement
Bupati Ajak Pemuda Gangguan Jiwa Tinggal di Rumahnya
Sebelum menempati kamar layak seperti sekarang, hari-hari Timin adalah nestapa. Tubuhnya terikat rantai yang dikaitkan dengan kayu. Ia tak berkutik dan tak bisa menikmati kebebasan.
Pasalnya, jiwa dibiarkan bebas berkeliaran, Timin sangat meresahkan. Rupanya ia telah berkali-kali berusaha membakar rumah warga di sekitar tempat tinggalnya.
"Ada laporan, saya tanya kenapa di kabupaten kita masih ada orang seperti itu. Itu kalau lepas, kalau bawa korek api, ada rumah dibakar,” ucap Budhi.
Kisah Pilu Timin yang dipasung sampai ke telinga sang bupati. Budhi terpanggil untuk membebaskannya. Ia menjemput Timin dan membebaskannya dari belenggu.
Bagi Budhi, Timin hanyalah orang sakit yang masih ada kemungkinan disembuhkan. Tak sepatutnya orang itu dipasung hingga terenggut kemanusiaannya.
Lantas Budhi mengirim Timin ke sebuah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) agar dirawat dan disembuhkan. Upaya Budhi tak sia-sia. Hanya dalam jangka tiga pekan, kondisi kejiwaan Timin membaik.
Namun Budhi tak mengembalikan Timin kepada keluarganya. Ia justru memboyong Timin ke rumahnya. Budhi mengangkat martabat pemuda yang hidupnya sempat ternistakan ini.
"Doakan saya, bisa membantu saudara-saudara kita seperti itu,” saat itu.
Di luar Timin, masih banyak warga lain bernasib sama. Budhi mengaku itu sebagai pekerjaan rumahnya yang belum terselesaikan. Setidaknya, kini ada tiga warga dengan gangguan jiwa yang kondisinya memprihatinkan. Mereka saat ini masih dirawat di panti rehabilitasi jiwa.
Jika kondisi sudah memungkinkan, ia berencana akan memboyong mereka ke rumahnya. Budhi ingin merawat mereka di rumah seperti dia merawat Timin selama ini.
"Biarlah, nanti rumah ini biar dipenuhi orang-orang seperti itu. Itu kan wajib, mereka saudara-saudara kita juga,” ucapnya.