Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) Oktober 2019 sebesar USD 64,80 per ton. Harga tersebut mengalami penurunan semenjak kuarta III 2019. Realisasi HBA Oktober 2019 lebih rendah sekitar 1,5 persen, dibandingkan bulan lalu USD 65,79 per ton.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin mengatakan, penurunan terjadi pada harga batu bara saat ini memang diluar kontol baik dari sisi global maupun domestik. Di mana faktor global sendiri semua industri bergantung dengan kondisi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"Kita harapkan segera recovery lagi adanya kesepakatan penghentian perang dagang AS dan China akan mendongkrak harga batu bara," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (28/10).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan penurunan harga batu bara ini juga berdampak pada kinerja bisnis Perseroan. Namun, di tengah penurunan harga jual pihaknya juga terus berupaya mendongkrang penjualan batu bara baik domestik maupun ekspor.
"Penjualan batu bara memang komposisi ada ekspor dan domestik 2019 pasar domestik 59 persen ekspor 41 persen domestik untuk PLN ekspor secara selektif," jelas dia.
Di samping itu, pihaknya juga tak bisa memprediksi kapan trend penurunan harga batu bara ini akan berakhir. Sebab, batu bara sendiri merupakan salah satu komoditi yang secara hukum ekonomi bergantung pada suplai dan demand.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penurunan Harga Batu Bara
Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, penyebab penurunan harga batu bara tersebut sama seperti yang dialami pada bulan-bulan sebelumnya.
Berdasarkan kondisi pasar global, penyebab penurunan signifikan HBA September 2019 dipengaruhi oleh pembatasan impor batubara dari Indonesia oleh China dan India, ditunjang dengan peningkatan produksi batubara di China dan India.
Selain itu, berlarutnya perang dagang antara AS dan China, selain itu juga penuranan permintaan batubara dari Eropa sehingga stok batubara berlebih.
"Bahwa masih ada perang dagang Amerika China," kata dia.
Advertisement