Mahasiswa ITS Rancang Bendungan Tahan Gempa

Tim dari Departemen Teknik Sipil ITS [Surabaya](4096305 "") ini terdiri dari Irfananda Setiadi Hutomo, Ahmad Wisam Abdillah, Faisal Emir Yusuf.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 29 Okt 2019, 00:00 WIB
Rancangan desain bendungan tahan gempa oleh mahasiswa ITS. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Tim mahasiswa asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang desain bendungan tahan gempa dengan menggunakan pelimpah bertipe morning glory.

Tim dari Departemen Teknik Sipil ITS Surabaya ini terdiri dari Irfananda Setiadi Hutomo, Ahmad Wisam Abdillah, Faisal Emir Yusuf. Tim dengan nama Tirta Gangga ini memilih untuk menggunakan tipe morning glory disebabkan karena pelimpah tipe ini masih sangat jarang ditemukan di Indonesia.

Pelimpah sendiri merupakan bangunan pelengkap pada bendungan yang fungsinya mengalirkan air berlebih ketika terjadi banjir, sehingga air tidak melimpah melebihi tubuh bendungan.

Mohammad Bagus Ansori, selaku dosen pembimbing tim ini mengungkapkan, keunggulan dari tipe morning glory ialah dianggap cocok untuk diterapkan di lokasi yang tidak memiliki ruang yang cukup untuk pelimpah. Selain itu, pelimpah morning glory ini juga memanfaatkan konduit terowongan pengelak sebagai saluran pengeluaran air.

Berdasarkan analisa biaya, lanjutnya, konduit terowongan dinilai lebih terjangkau dalam pembangunan spillway. "Lebih menjangkau daripada pelimpah samping yang membutuhkan saluran transisi dan peluncur cukup panjang di lokasi studi," kata dosen yang akrab disapa Bagus, di Surabaya, Senin (28/10/2019).

 

 

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Lokasi Studi

ITS Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Adapun lokasi studinya berada di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebagai informasi, saat ini jumlah bendungan besar yang sudah ada di Indonesia mencapai 231 bendungan, dan rencana akan dibangun 65 bendungan baru lagi hingga  2023.

Bagus menjelaskan, desain bendungan sendiri dinyatakan tahan gempa bila telah memenuhi syarat terkait kontrol stabilitas tubuh bendungan. Berdasarkan perhitungan kontrol stabilitas dengan koefisien gempa yang berlaku di Indonesia, tubuh bendungan rancangan timnya mendapatkan Safety Factor di atas 1.5. "Kalau di atas 1.1 strukturnya sudah aman," tutur dosen asal Kediri.

Lebih lanjut, Bagus memaparkan, bendungan rancangan tim ini sendiri direncanakan memiliki tujuan multiguna untuk air baku, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), irigasi, dan pengendali banjir. Oleh karena itu, desain rancangan ini juga memanfaatkan panel tenaga surya yang diletakkan di tubuh bendungan.

Harapannya, panel dapat difungsikan sebagai operasional listrik mandiri di daerah NTB. "Sehingga dapat menekan biaya operasional terkait kebutuhan listrik di lokasi bendungan," tutur Bagus.

Bagus mengklaim, desain rancangan bendungan dari tim bimbingannya ini dinilai memenuhi kelayakan untuk dibangun. Sebab, desain dari tubuh bendungan menggunakan bendungan urugan tanah dengan inti tegak, yang didasarkan pada sumber material tanah melimpah di sekitar lokasi untuk timbunan tubuh bendungan.

Adapun analisa kelayakan bangunan diakui memiliki benefit cost ratio 1.9 selama 20 tahun, sehingga hal ini menunjukkan bahwa bendungan memang implementatif untuk dibangun ke depannya.

Bahkan berkat inovasinya tersebut, desain rancangan tim Tirta Gangga ini telah berhasil mendapatkan juara II dan gelar Maket Terbaik dalam Lomba Rancang Bendungan Nasional 2019 yang diadakan di Universitas Mataram, beberapa waktu lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya