Jelang Putusan The Fed, IHSG Diprediksi Tertekan

Selain sentimen The Fed, Investor akan cenderung wait and see menjelang rilisnya beberapa data perekonomian.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Okt 2019, 06:31 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terkoreksi jelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada 29-30 Oktober ini.

Riset Artha Sekuritas menjabarkan, secara teknikal indeks akan ditransaksikan ke zona merah pada level support 6.227-6.246 dan resistance 6.281-6297.

"Secara teknikal indikator stochastic mulai melebar setelah membentuk deadcross di area overbought mengindikasikan tren pelemahan masih akan berlanjut," ujar Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper, Selasa (29/10/2019).

Selain sentimen The Fed, Investor akan cenderung wait and see menjelang rilisnya beberapa data perekonomian.

Dia melanjutkan, ada 3 saham yang dinilai laik dikoleksi pada perdagangan saham hari ini. Salah satunya saham blue chip.

Itu seperti saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan target harga 1.440-1.480. Kemudian saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga 44.700-45.000.

Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga 11.900-12.100.

Setali tiga uang, dari sisi teknikal Reliance Sekuritas juga memproyeksi IHSG akan terjun bebas ke zona merah, yakni tertahan pada level 6.268.

"Kami perkirakan IHSG bergerak cenderung tertekan pada support resistance 6215-6280," ungkap Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat.

Adapun saham-saham yang cukup menarik secara teknikal kata dia antara lain ialah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), Harum Energy Tbk (HRUM), serta saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

 


Penutupan

Perdagangan saham. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan awal pekan ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.025.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (28/10/2019), IHSG ditutup di zona hijau dengan lompat 13,03 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.3265,38. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,23 persen ke posisi 993,57.

Sebanyak 180 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 213 saham melemah dan 169 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 444.966 kali dengan volume perdagangan 22,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp 156,75 triliun miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.025.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor berada di zona hijau dan empat sektor berada di zona merah.

Penguatan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melesat 1,25 persen. Diikuti oleh sektor barang konsumsi yang menguat 1,16 persen dan sektor manufaktur naik 0,78 persen.

Sedangkan sektor saham yang melemah antara lain sektor infrastruktur yang turun 0,44 persen, sektor konstruksi turun 0,44 persen dan sektor industri dasar turun 0,08 persen.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain SQMI yang naik 24,82 persen ke Rp 352 per saham, DAYA naik 24,80 persen ke Rp 312 per saham dan ICON naik 20 persen ke Rp 120 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain PORT turun 20 persen ke Rp 540 per saham, FISH turun 18,67 persen ke Rp 2.440 per saham dan RELI turun 17,58 persen ke Rp 150 per saham.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya