Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk merevisi target pertumbuhan kredit akhir 2019 dari 13 persen menjadi maksimal 9 persen. Ini disebabkan tren pertumbuhan kredit yang pada saat ini tengah melambat.
Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, pemangkasan pertumbuhan kredit ini telah memperhitungkan dinamika pasar lantaran nasabah cenderung menerbutkaj surat utang untuk melunasi utangnya.
Baca Juga
Advertisement
"This year, growing single digit, upayakan 8-9 persen dari target semula 13 persen," ungkap dia di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Sementara itu, Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menjelaskan, pertumbuhan kredit perseroan ditopang oleh lima segmen. Antara lain korporasi, konsumer, mikro, small medium enterprise (SME), dan perusahaan anak.
"Ada impact dari pertumbuhan di sisi konsumer, cukup kecil. Kemudian dari sisi corporate banking juga. Kalau kemarin tumbuh double digit, jadi tumbuh single digit," tuturnya.
"Kita geser pertumbuhan kredit kita. Kita ingin mendorong tidak hanya dari sisi volume, tapi juga kualitas," dia menandaskan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Dana Pihak Ketiga
Bank Mandiri mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebsar Rp 891,2 triliun. Angka tersebut naik 7,2 persen dari September 2018.
"Saat ini, permodalan dan likuiditas kami berada pada situasi yang sangat baik dengan rasio CAR Bank Only di 22,50 persen dan rasio RIM di 91,72 persen. Rasio yang sangat baik ini jelas akan meningkatkan optimisme kami untuk bisa menjaga sustainabilitas kinerja," ujar Hery.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan DPK, ia melanjutkan, Bank Mandiri juga terus meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah yang diwujudkan melalui kemudahan bertransaksi lewat jaringan online dengan nilai transaksi e-channel mencapai Rp 560 triliun, tumbuh 6,7 persen YoY, serta didukung 31,7 juta registered e-channel user yang tumbuh 10 persen.
"Tercatat, Mandiri Online kini telah memiliki 2,77 juta aktif user. Saat ini Bank Mandiri bersinergi dengan beberapa BUMN telah memiliki aplikasi pembayaran berbasis mobile dan QR, LinkAja, yang diharapkan dapat menjadi national champion pembayaran digital," ungkapnya.
Dia menyampaikan, Bank Mandiri juga memacu penguatan dana murah di tengah ketatnya persaingan dan likuiditas ditambah dengan kondisi makro ekonomi global yang belum membaik. Pada triwulan III 2019, is mencatat, pengumpulan dana murah perseroan mencapai Rp 567,5 triliun.
"Pertumbuhan ini bertumpu pada penghimpunan tabungan sebesar Rp 302,9 triliun atau tumbuh 2,3 persen, dan giro yang mencapai sebesar Rp 214,1 triliun atau tumbuh 9,2 persen," tukas dia.
Advertisement