Rupiah Menguat, Investor Fokus ke Pertemuan The Fed

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.022 per dolar AS hingga 14.032 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Okt 2019, 11:29 WIB
Rupiah pada saat istirahat siang ini tercatat melemah sebesar 162 poin atau turun tajam 1,24 persen ke kisaran Rp 13.246 per dolar AS, Jakarta, Rabu (9/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa ini. Fokus pasar akan bergeser ke pertemuan The Fed pada 30 Oktober.

Mengutip Bloomberg, Selasa (29/10/2019), rupiah dibuka di angka 14.025 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.027 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus menguat ke 14.023 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.022 per dolar AS hingga 14.032 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat ke 2,54 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.028 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.023 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan menguat menjelang pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve.

"Dalam perdagangan hari ini rupiah ditransaksikan masih akan menguat di level 13.998-14.040," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dikutip dari Antara.

Ibrahim mengatakan, fokus pasar akan bergeser ke pertemuan The Fed pada 30 Oktober dan pertemuan Bank of Japan (BoJ) pada 31 Oktober.

The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini, sedangkan BoJ condong ke arah menahan suku bunga acuannya.

Sementara itu, terkait perang dagang, Kantor Perwakilan Dagang AS mengatakan hampir menyelesaikan beberapa bagian dari perjanjian perdagangan dengan China.

Kementerian Perdagangan China juga mengatakan konsultasi teknis pada beberapa bagian dari perjanjian perdagangan pada dasarnya selesai, tetapi investor cenderung tetap skeptis karena sebagian kesepakatan tidak akan menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh gesekan perdagangan.


Pemerintah Prediksi Rupiah Melemah ke 14.400 per Dolar AS di 2020

Teller menunjukkan mata uang dolar AS di Jakarta, Selasa (15/10/219). Hari ini rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan melemah pada tahun depan. Hal tersebut terjadi karena adanya gejolak ekonomi dunia.

Dalam pidato Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa target ekonomi masih akan tinggi, tetapi untuk nilai tukar rupiah akan melemah.

Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 adalah 5,3 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi tahun depan ditekankan pada sektor konsumsi. 

"Pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujar dia.

Jokowi menyebut nilai tukar rupiah akan melemah menuju 14.400 per dolar AS. Ia menyebut hal itu diakibatkan kondisi ekonomi global yang volatile alias penuh ketidakpastian.

Meski sedang ada disrupsi dagang, Jokowi yakin Indonesia akan tetap menjadi primadona investasi. Pasalnya, Indonesia memiliki telah mendapatkan citra positif dan iklim investasi akan terus dijaga.

"Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi," ujar Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya