Charles Saerang Ingin Regulasi Industri Jamu Dipisah dari Kesehatan

Pelaku industri jamu lebih mengutamakan cita rasa dan kebudayaan.

oleh Nurmayanti diperbarui 29 Okt 2019, 13:26 WIB
Salah satu peserta pameran menampilkan produk berupa jamu yang telah dikemas menjadi lebih menarik pada Agrinex Expo ke-9 yang digelar di JCC, Jakarta, Sabtu (21/3/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Tokoh Jamu Nasional Charles Saerang menuturkan industri jamu nasional saat ini, masih memiliki potensi untuk tumbuh. Hanya, regulasi yang menempatkan industri jamu di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seringkali menjadi hambatan.

Akibatnya, banyak perusahaan jamu gagal berkembang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Menurut pria yang kini banyak melakukan kegiatan edukasi dan pengenalan terhadap kekayaan produk jamu nasional, kekayaan alam Indonesia terhadap bahan baku untuk jamu sejatinya sangat beragam.

Setidaknya terdapat lebih dari 3.000 tumbuh-tumbuhan dalam negeri dapat dioptimalkan sebagai bahan jamu untuk kesehatan.

”Hanya, yang dipakai industri jamu sekarang ini sekitar 160 jenis tumbuhan. Kita punya sekitar 3.000 bahan baku. Artinya, bahan jamu itu masih bisa dieksplorasi,” ujar Charles, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/10/2019).

Dia pun mendorong supaya regulasi mengenai industri jamu jangan dicampur dalam satu atap bersama industri kesehatan.

Aturan ketat industri kesehatan tidak bisa serta merta diterapkan, karena pelaku industri jamu lebih mengutamakan cita rasa dan kebudayaan.

Sebagai upaya untuk mendorong jamu sebagai kekayaan nusantara, Charles mengaku terus melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman yang baik kepada masyarakat.

 


Jamu buat Milenial

Ilustrasi jamu. (Foto: pxabay)

Sejalan dengan perkembangan era digital, salah satu cara yang dilakukan Charles untuk mengampanyekan jamu yakni melalui platform media sosial, salah satunya Youtube. Ini sebagai upayanya untuk memperkenalkan jamu kepada khalayak.

Wawancarany bisa disimak pada https://www.youtube.com/channel/UC0wYQjYvfnfY5_fuUqx8y2w. Format diskusi dikemas secara menarik berbekal pengalaman Charles di industri jamu yang sudah ditekuni sejak 1976.

Charles berharap konten Youtube yang dikemasnya itu mampu dikenal masyarakat terutama generasi milenial. Persepsi jamu adalah minuman pahit atau berbahaya bagi tubuh, harus dibuang jauh-jauh. “Saya ingin jamu tak kalah trennya dengan kopi,” harap Charles.

Tidak hanya itu, melalui PT Jaya Mitra Kemilau (JMK), Charles memperkenalkan sejumlah produk jamu untuk kaum milenial dan perempuan Indonesia.

Produk jamu JMK di antaranya jamu habis bersalin, pil habis bersalin, dan jamu-jamu yang diramu kedua putrinya dengan memakai campuran latte yang banyak diminati kaum-kaum milenial tanpa mengurangi rasa jamunya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya