Liputan6.com, Jakarta - Badan Pembangunan Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) meragukan target pembangunan jalan tol hingga akhir 2019 bisa mencapai 1.852 km.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, tambahan jalan tol yang bisa terbangun untuk kemudian beroperasi hingga akhir tahun hanya sekitar 1.500 km.
"Kalau lihat pengalaman 5 tahun lalu dengan nilai kontrak investasi sampai dengan Rp 500 triliun. Itu dengan target sebenarnya 1.852 km. Tapi delivery kita sampai kuartal IV (2019) diperkirakan 1.500 km," jelasnya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Baca Juga
Advertisement
Adapun pemerintah di era Kabinet Kerja Joko Widodo (Jokowi) periode 2014-2019 mulanya menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 1.060 km. Target tersebut kemudian berubah menjadi 1.852 km, dengan proyeksi minimal hingga akhir 2019 mencapai 1.500 km.
Danang memperkirakan, target pembangunan 1.852 km tol baru dapat terealisasi antara Maret hingga April 2020 mendatang.
"1.852 km itu kita perkirakan ada mundur satu kuartal, kira2 di akhir bulan Maret atau bulan April (2020), itu total 1.852 km tercapai," ujar dia.
Dia melanjutkan, jika terbangun 1.500 jalan tol baru, maka total jalur bebas hambatan yang dapat beroperasi hingga akhir tahun nanti mencapai sekitar 2.200 km.
"Kalau lihat historis, kita puluhan tahun hanya sampai 700 km. Sehingga menurut saya suatu prestasi luar biasa dicapai 5 tahun ini dengan membangun 1.500 km," tukas Danang.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BPJT Sebut Perkembangan Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek Membaik
Lambatnya pengerjaan proyek tol layang Jakarta-Cikampek II atau Japek II Elevated membuat beberapa pihak meragukan jalur tersebut bisa beroperasi fungsional pada saat arus mudik dan balik Lebaran 2019.
Saat dimintai tanggapan, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan pernyataan resmi terkait hal tersebut.
"Kita belum menyampaikan statement resmi mengenai jadi tidaknya, tapi kita memang fokus kepada safety untuk semuanya," ujar dia, Kamis (21/3/2019).
Aspek keselamatan, ia menuturkan memang kerap digaungkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk selalu diutamakan dalam tiap pengerjaan proyek konstruksi, termasuk Tol Japek II Elevated.
"Pada saatnya nanti, yang harus dijamin terutama adalah di sisi bawahnya (Tol Jakarta-Cikampek eksisting), itu harus betul-betul clear. Itu nomor satu beliau memesankan begitu," ungkapnya.
Kendati demikian, ia menyampaikan, progres pengerjaan Tol Japek II Elevated kini membaik. Ini lantaran pasokan tiang pancang baja (steel girder) dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk telah dipercepat.
"Sekitar dua minggu yang lalu sudah di-speed up itu. Mungkin dari 6-8 trailer kemudian sekarang sudah 20-30 trailer per hari. Itu sangat luar biasa," sebut dia.
"Tapi sekali lagi memang kita akan pantau terus. Kalau pak Menteri nanti pesanannya dari KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan dan Tidak Jalan) akan turun memeriksa, baru setelah itu kita akan membuat statement resmi mengenai bisa tidaknya," tambahnya.
Advertisement