Liputan6.com, Jakarta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil menyebut bahwa pembebasan lahan untuk depo LRT Jabodebek di Bekasi sudah hampir selesai. Saat ini proses pembebasan tersebut bahkan sudah mendekati 100 persen.
"Sekarang sudah oke. Hampir 100 persen tinggal beberapa bidang lagi yang akan di konsinyasi," kata dia saat ditemui di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Dia menyebut, saat ini lahan yang dibebaskan untuk depo di Bekasi sudah ada sekitar 15 hektare. Sementara sisinya masih dalam tahap konsinyasi.
Baca Juga
Advertisement
"Sudah oke tinggal beberapa lagi yang akan dikonsinyasi. Artinya beberapa pekerjaan gak terganggu lagi," jelas dia.
Dengan terselesaikannya masalah lahan tersebut, maka proses kontruksi bangunan sudah bisa dikerjakan kembali. Targetnya pada 2021 LRT Jabodebek sudah bisa beroperasi secara keseluruhan.
Sebelumnya, Sofyan menyebut dari hasil evaluasi yang dilakukan bersama, masih ada sedikit masalah terkait dengan lahan di Bekasi. Pihaknya sudah turun tangan untuk melakukan penyelesaian dengan beberapa warga di Bekasi.
"Ada tanah yang belum beres di Bekasi beberapa bidang. Tapi satu bidang belum beres kan mengganggu juga. Kalau tanah yang di Bekasi saja sedikit tapi masalahnya sedang kita konsinyasi," kata dia.
Menteri Sofyan melanjutkan hambatan di lapangan sendiri memang tidak mudah apalagi banyak masyarakat yang sulit untuk dipindahkan. Namun, sesuai dengan Undang-Undang berlaku pihaknya tetap berkomitmen membenahi persoalan tanah tersebut.
"Iya hambatannya macam-macam orang tidak mau dibebaskan gitu kan, tapi Undang-Undang nomor 2 sudah cukup efektif kalau tidak setuju kita konsinyasi. Nanti pengadilan yang menerima, baru kita proses," imbuhnya
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Menko Luhut Klaim LRT Jabodebek Lebih Unggul dari MRT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim LRT Jabodebek buatan PT INKA lebih unggul dibanding MRT Jakarta.
Seperti diketahui, MRT Jakarta menggunakan kereta rel listrik produksi Sumitomo Corporation, Jepang, bekerjasama dengan Nippon Sharyo.
"Teknologinya sudah di generasi ketiga, lebih bagus dibanding teknologi MRT Jakarta," tutur dia di Cibubur, Minggu (13/10/2019).
Baca Juga
Menko Luhut melanjutkan, sebanyak 60 persen pembangunan LRT Jabodebek mengandung lokal konten atau yang biasa disebut tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Hampir semua buatan dalam negeri, 60 persen lokal konten," ujarnya.
Sebagai informasi saja, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I sampai dengan 4 Oktober 2019, telah mencapai 66,13 persen. Rincian progres pada setiap lintas pelayanannya sebagai berikut:
Lintas Pelayanan 1 - Cawang – Cibubur : 85,7 persenLintas Pelayanan 2 - Cawang – Kuningan – Dukuh Atas : 56,1 persenLintas Pelayanan 3 - Cawang – Bekasi Timur : 59,5 persen
Advertisement