Liputan6.com, Jakarta Uang seringkali menjadi tujuan banyak orang untuk bekerja keras. Banyak pegawai yang rela datang pagi buta dan pulang saat matahari telah tenggelam, demi menyelesaikan berbagai pekerjaan. Berharap mendapatkan penghasilan yang sepadan.
Namun timbul pertanyaan lain, di balik kerja keras tersebut, apakah hanya uang yang selamanya menjadi pemicu?
Advertisement
Dilansir dari Inc.com, Rabu (30/10/2019), teori tersebut belum tentu benar. Selama berpuluh-puluh tahun, para ekonom berdebat perihal faktor yang paling memotivasi para karyawan untuk bekerja keras di kantor.
Tak hanya itu, perdebatan juga terjadi tentang bagaimana upah mempengaruhi kinerja seseorang di kantor.
Di satu kubu, para ekonom menilai para karyawan yang mencintai pekerjaannya akan dengan senang hati bekerja meski dengan gaji yang rendah.
Hal tersebut dikatakan karena para pegawai tersebut merasa puas dengan lingkungan kerjanya. Mereka akan pulang paling terakhir dari kantor tanpa menuntut uang lembur.
Sebaliknya, beberapa ekonom lain yang berbicara dari sudut pandang motivasi. Para ekonom ini memandang, keterikatan karyawan dengan pekerjaannya secara emosional mampu meningkatkan produktivitasnya.
Untuk memperjelas teori mana yang paling tepat bagi karyawan, kelompok ekonom Italia mencoba mengklarifikasinya dengan lebih akurat. Hasil penelitian tersebut kemudian dirilis Small Business Economis.
Gaji
Para peneliti fokus pada 4.134 pekerja dari 320 perusahaan nirlaba Italia. Gajinya tercatat cenderung lebih rendah dibanding industri lainnya.
Hal ini membuktikan bahwa karyawan termotivasi oleh gairah kerja dibandingkan uang yang ditawarkan perusahaan.
Sementara, seluruh partisipan survei setuju bahwa orang yang bekerja demi uang hanya akan memperoleh 5 persen lebih rendah dari rata-rata gaji seharusnya.
Para partisipan yang bekerja demi uang meyakini bahwa bekerja adalah kontrak untuk memperoleh uang.
Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa motivasi instrinsik sangat mempengaruhi jumlah bayaran yang diterima karyawan.
Mereka yang bekerja karena mencintai pekerjaannya, cenderung mendapatkan lebih banyak uang daripada mereka yang bekerja hanya untuk uang.
Hal tersebut karena para karyawan cenderung menjadi lebih produktif jika mengerjakan pekerjaan yang dicintainya. Sementara kebanyakan dari peserta survei mengatakan, hanya 1 persen dari total gajinya yang mempengaruhi cara kerjanya.
Hal ini membuktikan bahwa motivasi instrinsik membuat karyawan lebih produktif. Lebih dari itu semua, tingkat produktivitas karyawan yang terus meningkat akan membuatnya mendapatkan gaji yang lebih tinggi ke depannya.
Selain itu, memiliki tujuan pribadi yang berhubungan dengan target perusahaan juga akan membuat Anda menjadi lebih produktif. Tak hanya itu, Anda juga akan semakin loyal dan berkomitmen dalam bekerja.
Advertisement