Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebut bahwa pembahasan pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap bersama Saudi Aramco sejauh ini masih terus digulirkan. Pihaknya bahkan sudah memberikan tenggang waktu hingga akhir 2019.
Erick mengatakan sampai saat ini PT Pertamina (Persero) dan Aramco memang masih melakukan pembahasan valuasi nilai kilang. Hampir lima tahun, keduanya belum sepakat atas nilai pengembangan kilang tersebut.
"Kami upayakan tahun ini sudah ada kesepakatan agreementnya. Ini sedang kami push," ujar Erick di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, di Jakarta, Selasa (29/10).
Erick Thohir mengatataian pemerintah dalam pembahasan valuasi ini juga tengah mencari banyak cara agar valuasi segera disepakati dan proses pembangunan kilang bisa segera direalisasikan.
Baca Juga
Advertisement
Sementara saat disinggung apakah terbuka peluang kerjasama dengan Aramco batal, dirinta enggan memberikan anggapan lebih jauh. Sebab, kata dia pembahasan kilang cilacap ini merupakan pembahasan dua negara.
"Karena ini kan pembicaraan khusus dua negara. Kami mesti cari solusinya yang baik. Namun hingga saat ini belum ada rencana perubahan strategi kerjasama," ujar Erick Thohir.
Namun, Jika sampai dengan Desember belum ada juga keputusan final terhadap kedua belah pikah, maka pemerintah akan mengambil langkah alternatif. "Sampai desember kami lihat, sepakat atau tidak. Nanti kami cari alternatif," pungkasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangan Sampai Rugikan Negara
Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengingatkan agar negosiasi Saudi Aramco dengan Pertamina terkait valuasi kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah jangan sampai merugikan negara.
"Mesti dicarikan solusinya, yang penting tidak (ada) suap berupa komisi atau kickback korupsi," ujar Erick Thohir dikutip dari Antara, Jumat (25/10).
Erick mengatakan, dalam sebuah negosiasi bisnis, proses tawar menawar merupakan hal lumrah, dia hanya mewanti-wanti jangan sampai negosiasi Saudi Amraco dan Pertamina ini dianggap transaksi yang merugikan negara.
Dia juga menyampaikan bahwa pihaknya akan meneliti dan mencermati beberapa hal dalam negosiasi valuasi proyek kerja sama pengembangan kilang pengolahan minyak.
Negosiasi antara Saudi Aramco dan Pertamina merupakan salah satu dari tiga program yang menjadi prioritas Menteri BUMN Erick Thohir usai dilantik oleh Presiden Jokowi.
Advertisement