Liputan6.com, Surabaya - Profesor Gerard Goggin Faha dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura membahas empat era perkembangan handphone (HP) atau ponsel dalam kuliah tamu di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Airlangga (Unair) pada Selasa (29/10/2019) di Aula Soetandyo FISIP, Kampus B.
Acara bertajuk "After The Mobile Phone: New Frontiers in Media, Technology, and Society?" itu membahas fenomena penggunaan ponsel. Mulai perkembangan teknologi dari masa ke masa hingga dampaknya di masyarakat. Baik secara ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.
"Jadi mulai dari perkembangan teknologinya. Dari era HP dulu yang besar-besar itu sampai sekarang muncul smartphone. Bagaimana penggunaan HP itu, ya, sampai pada dampaknya terhadap ekonomi, politik, sosial, dan budaya pada masyarakat," terang Titik Puji Rahayu, dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UNAIR.
Baca Juga
Advertisement
Titik menyebut ada banyak ruang yang dapat diteliti dari fenomena penggunaan HP. Jadi, ia mengajak mahasiswa lebih kritis menyikapi fenomena yang dianggap lumrah di kehidupan sehari-hari itu.
"Poin penting yang perlu kita pahami adalah bahwa fenomena penggunaan HP bukan sekadar perubahan teknologi, tapi merupakan perubahan budaya yang terkadang kita lupakan atau luput dari perhatian kita,” ujar dia.
Dalam kuliah tamu itu, Prof. Gerard menjelaskan setidaknya ada empat era perkembangan teknologi HP atau ponsel. Yaitu, HP sebagai alat berbicara manusia dengan manusia, kemudian meningkat teknologi berbicara dengan manusia, lalu meningkat lagi manusia berbicara dengan teknologi, dan tahap terkini teknologi berbicara dengan teknologi.
"Dulu HP adalah alat manusia berbicara dengan manusia. Semakin ke sini, kita punya teknologi di mana HP yang bicara ke kita. Misalnya aplikasi Google. Lalu, ada fase ketika manusia bicara dengan teknologi. Misalnya, membuka kunci HP dengan suara,” katanya.
"Sekarang tahap terkini adalah teknologi bicara dengan teknologi, misalnya sekarang bisa menyalakan mobil dengan HP. HP ada di kantong, kita jalan mendekati mobil maka mobil itu langsung terbuka pintunya," imbuh Titik yang juga menjadi moderator dalam acara itu.
Melalui kuliah tamu tersebut, Titik berharap mahasiswa dapat lebih kritis melihat realitas sosial di sekitarnya. Perlu diketahui, acara tersebut tidak hanya dihadiri mahasiswa Ilmu Komunikasi baik S1 dan S2 UNAIR, tetapi juga tamu dari luar UNAIR. Misalnya, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) dan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA).
"Agar mahasiswa lebih kritis dan peka dengan realitas sosial. Jadi, seperti ini, mereka tidak hanya menggunakan teknologi seperti sosial media saja, tapi juga bisa melihat aspek akademis, paham teoritisnya seperti apa," pungkasnya.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS