Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mempercepat sisa pengerjaan Jalan Trans Papua di Papua Barat yang telah tersambung sepenuhnya
Berdasarkan data Kementerian PUPR, sejak 2017, Jalan Trans di Papua Barat sepanjang 1.071 km telah tersambung dengan kondisi sudah beraspal sekitar 743 km. Sementara sisanya masih agregat atau perkerasan tanah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, masyarakat di Papua Barat kini sudah mulai merasakan manfaat keberadaan Jalan Trans Papua.
Baca Juga
Advertisement
"Pembangunan Jalan Trans Papua terus dilanjutkan dan ditargetkan untuk bisa dilanjutkan sisa pembangunan sekitar 32 km," ucapnya dalam sebuah keterangan tertulis, Rabu (30/10/2019).
Jalan Trans Papua Barat sendiri terbagi menjadi dua segmen, yakni Segmen I Sorong-Maybrat-Manokwari (595 km) yang menghubungkan Kota Sorong dan Manokwari sebagai dua pusat ekonomi di Papua Barat, yang kini dapat ditempuh dalam waktu 14 jam.
Ruas jalan ini juga terhubung dengan Pelabuhan Arar sebagai pelabuhan tol laut yang merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. Kondisinya hingga 2019 telah teraspal 550 km dengan sisa perkerasan tanah sepanjang 44,5 km.
Sementara Segmen II Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua juga telah berhasil tembus pada Desember 2017. Dari panjang 476 km, kondisi beraspal sepanjang 192 km, perkerasan tanah 283 km, namun masih diperlukan pembangunan 3 buah jembatan dengan panjang total 210 meter.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tantangan dalam Pembangunan
Tantangan dalam pembangunan jalan Trans Papua Barat yakni kondisi medan yang cukup berat seperti hutan, pegunungan dan cuaca. Disamping itu, ketersediaan material konstruksi juga terbatas di tanah Papua.
Selain meningkatkan konektivitas lewat Trans Papua, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan juga telah menyelesaikan pembangunan 222 unit rumah khusus (Rusus) di Papua Barat yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Pegunungan Arfak dan Kaimana.
Rusus yang dibangun merupakan rumah tipe 36, dilengkapi meubelair dan prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan kenyamanan penghuni.
Disamping rusus, di dua kabupaten tersebut juga dibangun rumah swadaya dengan skema Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Total BSPS yang telah disalurkan sejak 2015 di dua kabupaten tersebut ialah sebanyak 640 unit rumah.
Advertisement