Liputan6.com, Jakarta Rupiah telah lama menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Tapi tahukah, kapan Indonesia sebenarnya memiliki mata uang sendiri.
Tepatnya adalah pada 30 Oktober 1946, Oeang Republik Indonesia (ORI) menjadi mata uang pertama yang dimiliki Indonesia usai merdeka. ORI kemudian menjadi alat pembayaran sah dan menjadi lambang utama negara ini.
Advertisement
Di tengah berkobarnya api perjuangan mempertahankan Indonesia, pemerintah menetapkan Undang-undang tentang pengeluaran uang Republik Indonesia nomor 17 tahun 1946 dan UU noor 19 Tahun 1946.
Mengutip laman Kemenkeu.go.id, Rabu (30/10/2019), kala itu Menteri Keuangan diberi kewenangan untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan pengeluaran uang Republik Indonesia.
"Melalui Keputusan nomor SS/1/35 tertanggal 29 Oktober 2019, Menteri Keuangan menyatakan bahwa uang Jepang, dan Javasche Bank dinyatakan tidak berlaku. Sebagai gantinya Uang Republik Indonesia ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah," mengutip situs Kemenkeu.go.id.
Wakil Presiden Mohammad Hatta dalam Pidato radio melalui RRI, yogyakarta pada 29 Oktober 1946 Pukul 20.00, menyatakan tentang pemberlakuan ORI ini.
Keberadaan uang ORI ini langsung menggugurkan peredaran mata uang lain seperti uang Jepang, uang NICA, dan uang Javasche Bank yang resmi tidak berlaku lagi.
ORI pun diterima dengan perasaan bangga oleh seluruh rakyat Indonesia. Mata uang yang dicetak itu ditandatangani oleh Menteri Keuangan Alexander Andries Maramis (15 mata uang periode 1945-1947).
ORI pertama dicetak oleh Percetakan Canisius. Penerbitan uang ini dinilai penting karena uang menjadi lambang utama suatu negara merdeka serta sebagai alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada khalayak umum.
Pemerintah kemudian memutuskan 30 Oktober sebagai Hari Keuangan Republik Indonesia karena menjadi dasar lahirnya uang emisi pertama Republik Indonesia
Profil Sri Mulyani, Cetak Hattrick Jadi Menteri Keuangan
Sri Mulyani terpilih lagi menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) di Kabinet Indonesia Maju. Dengan hal ini, maka Sri Mulyani berhasil mencetak hattrick.
Sri Mulyani pertama kali ditunjuk untuk menjadi menteri keuangan pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan depertemen keuangan.
Dia berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia, dan mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.
Selepas itu, Sri Mulyani menghabiskan waktunya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA
Kedua, Sri Mulyani ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menteri Keuangan pada Juli 2016 menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Perjalanan Sri Mulyani hingga 2019 ini terbilang mulus. Berbagai kebijakan dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi Indoensia di atas 5 persen banyak diapresiasi.
Belum setahun menjabat, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong.
Pemberian penghargaan tersebut dinilai karena keberhasilannya mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB.
Dengan berbagai prestasinya ini, Jokowi kembali meminta Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Indonesia Maju yang akan bekerja hingga 2024.
Tiba di Istana sekitar pukul 09.07 WIB mengenakan kemeja putih pada Selasa (22/10). Mantan Menteri Keuangan itu baru keluar dari istana sekitar pukul 10.25 WIB.
Ia menyatakan, diminta untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. "Beliau menugaskan saya untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri di Istana, Selasa (22/10/2019).
Sri Muyani menyebut telah diizinkan Presiden Jokowi untuk menyampaikan posisinya pada media. "Diizinkan untuk sampaikan ke media," ucapnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengaku ditelepon pihak Istana pada Senin, 21 Oktober 2019. "Dihubungi kemarin," ujar dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merupakan perempuan kelahiran Tanjung Karang, Lampung, pada 26 Agustus 1962.
Dia pernah masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh di dunia versi majalah Forbes tahun 2016. Sri Mulyani menjadi satu-satunya wanita asal Indonesia dalam daftar.
Dalam daftar yang dirilis Forbes, Kamis, 9 Juli 2016, dia berada di peringkat ke-37 di daftar wanita paling berpengaruh di dunia.
Satu peringkat di atas Dirjen WHO Margaret Chan di posisi 38, dan di bawah Perdana Menteri Bangladesh Shikh Hasina Wajed.
Advertisement