Liputan6.com, Jakarta - Ketika berbicara mengenai kenaikan berat badan, mungkin yang terlintas di pikiran adalah pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Tapi, influencers tentang kesehatan, sekaligus ahli ilmu gizi untuk hormon asal Amerika mengatakan sesuatu yang tak terduga, yakni sampodapat menyebabkan kegemukan.
Eleni Chechopoulos baru-baru ini mengunggah foto dirinya memegang sebuah botol shampo. Hal yang menjadi kontroversi adalah dia menuliskan penjelasan mengenai shampo tersebut bisa menjadi pemicu kenaikan berat badan. Dilansir dari Mirror, 30 Oktober 2019, dia menuliskan bahwa barang-barang yang digunakan setiap hari bisa saja memiliki obesogen (bahan kimia yang menyebabkan kegemukan).
Baca Juga
Advertisement
Dia menyatakan bahwa shampo, pasta gigi, parfum, make up, bahkan struk belanjaan memiliki kandungan zat kimia yang membuat kita gemuk. Dia memperkuat argumennya dengan mengatakan penelitian pada tikus membuktikan bahwa tikus yang terpapar obesogen lebih gemuk dibandingkan yang tidak.
"Penelitian pada tikus membuktikan bahwa dua tikus bisa diberi sistem diet dan melakukan aktivitas yang sama, tapi salah satu yang terpapar zat kimia obesogen terus bertambah berat badannya. Sedangkan yang tidak terpapar, tetap kurus," tulisnya.
Eleni melanjutkan tulisannya dengan mengatakan bahwa kita harus menghindari bahan-bahan antibakteri. Kulit sudah memiliki microbiome (mikroorganisme yang bertugas melindungi tubuh dari bakteri). Zat kimia yang ada di dalam barang yang digunakan sehari-hari tersebut dikatakan dapat mengganggu kinerja mereka.
"Fakta unik: Triklosan dan triklokarban (zat anti-mikroba) telah dilarang di sabun cuci tangan dan sabun mandi, karena dilihat memiliki potensi untuk mengganggu kinerja tiroid. Tapi, zat itu masih ada di pasta gigi, cairan kumur, sabun cuci muka, sabun cuci piring, deodoran dan make up!" tutupnya di unggahan tersebut.
Klaimnya ini dibantah oleh ahli kesehatan dan kebugaran, Belinda MacDougall. Dia mengatakan bahwa zat kimia yang ada dalam produk kecantikan memang bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh, tapi korelasi dengan berat badan adalah hal yang konyol. "Kenaikan berat badan lebih erat berhubungan dengan apa yang kita makan," terang Belinda.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dianggap Fobia dengan Kegemukan
Dianggap berlebihan, unggahan tersebut tidak hanya viral di Instagram, tapi sampai ke Twitter juga. Banyak pengguna sosial media yang merasa bahwa Elina adalah orang yang "fatphobic" atau fobia terhadap kegemukan.
Seorang pengguna dengan nama Chloe Elliott menuliskan "ini adalah level baru dari fatphobic. Mendorong wanita untuk berpikir dan khawatir tentang jumlah kalori dari dalam sampo dan efeknya ke kenaikan berat badan."
Membalas cuitan tersebut, seseorang dengan nama pengguna @PantsFlossy meambahkan bahwa dia sempat khawatir juga atas pernyataan Elina karena sebelumnya dia sudah mengidap gangguan makan. "Sebagai seseorang yang dalam pemulihan gangguan makan, hal ini menjadi sangat masalah bagi orang yang memiliki hubungan tidak sehat dengan kalori. Aku sudah takut untuk menyentuh makanan. Tapi, aku sedikit lega karena sampo yang aku gunakan adalah sampo yang alami," tulisnya.
Mendapatkan banyak komentar buruk, Elina memberikan penjelasan bahwa setiap dia mengunggah topik tertentu, komentar buruk akan selalu membanjirinya dan banyak juga yang meminta sumber yang lebih jelas. "Bukan pekerjaanku juga untuk melayani semua orang. Aku rasa mereka tak ingin tahu akan penelitiannya, tapi hanya ingin mem-bully dan menyebabkan masalah," tulisnya.
Kini, Elina mengunci akun Instagramnya sehingga tak semua orang dapat melihat unggahannya. (Novi Thedora)
Advertisement