Liputan6.com, Jakarta - Sedih, bocah 2 tahuh temani jasad ibunya yang telah terbujur kaku di dalam kamar kos di Jalan Bontonompo, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Tangisan sang balitalah yang membawa pemilik kos akhirnya menemukan M (39) dalam posisi terlentang di depan pintu kamar mandi indekosnya.
Advertisement
Belakangan diketahui M merupakan istri prajurit TNI. Dalam KTP yang ditemukan, korban diketahui beralamat di Asrama Militer Yonif Linud 433 Sambueja, Maros.
Data ini dibenarkan Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Polisi Dicky Sondani. Balita yang menemani jasad ibunya juga dilaporkan memiliki dua kakak laki-laki yang kini tinggal bersama bapaknya, Koptu Kris Batti anggota Yonif Linud 433 Sambueja, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Lantas, hal apa yang menyebabkan ibu dari balita 2 tahun ini meninggal dunia? Berikut kabar terbaru dari balita 2 tahun yang memeluk jasad ibunya:
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ditemukan Pemilik Kos
M pertama kali ditemukan oleh pemilik indekos tempat M tinggal, Ratnawati (52). Saat itu, Ratna curiga karena mencium bau busuk dari dalam kamar dan mendengar suara anak kecil yang menangis.
"Tadinya ibu kosnya mau nagih uang iuran kos tapi saat tiba di depan kamar dia mencium bau busuk dan mendengar suara tangisan anak perempuan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, Selasa, 29 Oktober 2019.
Sebelum membuka pintu kamar tersebut, sang pemilik indekos memanggil ketua RT, Bhabinkamtibmas, dan sejumlah warga untuk membantu dirinya.
"Setelah berhasil membuka pintu kamarnya, ditemukan korban sudah tak bernyawa lagi dalam keadaan sudah membengkak dan di samping jenazah terdapat anak perempuan korban yang masih berusia dua tahun," Indratmoko menjelaskan.
Advertisement
Tidak Ditemukan Tanda-Tanda Kekerasan
Tak lama berselang aparat kepolisian dari Polsek Tamalate, Tim Inafis Polrestabes Makassar dan Biddokkes Polda Sulsel datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Hasil pemeriksaan sementara sih kita tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," jelas Indratmoko.
Jenazah M kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk divisum. Begitu pun dengan anak korban untuk mendapatkan perawatan intensif.
Keluarga Tolak Dilakukan Autopsi
Saat jenazah M ditemukan, suaminya sedang bertugas dan tak berada di samping sang istri. Hal ini diungkap salah seorang keluarga M, Maryati (53).
Maryati menyebutkan bahwa M dan suaminya sudah beberapa lama tidak bersama. Dua anak M lainnya saat itu ikut bersama ayahnya.
"Jadi dia punya 3 anak, selain EAB, ada lagi dua anak laki-laki. Dua anak laki-lakinya itu ikut bersama ayahnya," Maryati mengungkapkan.
Saat pihak kepolisian meminta izin agar jenazah diautopsi, Maryati mengaku pihak keluarga telah menolak permintaan tersebut.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Kombes Pol dr Farid membenarkan bahwa pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap jenazah M.
"Itulah kenapa hingga saat ini kita masih belum tahu apa penyebab M meninggal dunia," jelas Farid.
Advertisement
Balita EVB Sehat
Ruang Camar, Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar. Di sanalah balita EAB kini tengah dalam perawatan intensif dokter spesialis.
"Masih dalam perawatan untuk menghilangkan trauma agar sang anak tidak terbawa suasana seperti saat ditemukan memeluk jasad ibunya selama dua hari di kamar kontrakannya di Jalan Bontomanai," Farid menyebutkan.
Dari hasil pemeriksaan sementara, lanjut dia, tim medis tidak menemukan tanda-tanda adanya penyakit di dalam diri EVB meski bocah tersebut diketahui menjaga jenazah ibunya selama dua hari lamanya.
"Tidak ada, dia sehat meski selama dua hari lamanya dia memeluk jenazah ibunya," terangnya.
Saat ditemukan, balita EVB diketahui tengah memeluk jasad ibunya .