Jokowi Minta Para Menteri Kebut Penyelesaian Perjanjian Perdagangan

Menurut perkiraan lembaga-lembaga internasional, ekonomi global menuju ke arah resesi.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2019, 14:50 WIB
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu membahas Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
 
Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan tantangan berat ekonomi global pada tahun depan. Menurut perkiraan lembaga-lembaga internasional, ekonomi global menuju ke arah resesi.
 
Ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas tentang Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
 
"Oleh sebab itu, semuanya harus kita antisipasi dan ini bolak balik saya sampaikan. Kuncinya ada di pertama, peningkatan ekspor dan substitusi barang-barang impor. Kedua, yang sangat penting adalah juga investasi," tegas Jokowi.
 
 
Mantan Gubernur DKI ini menekankan, peningkatan ekspor harus sejalan dengan investasi. Kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain juga harus terus ditingkatkan.
 
"Saya sudah sampaikan baik kepada Mendag dan Wamendag, Menlu dan Wamenlu, saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus menerus tanpa henti," tambah dia.
 
Saat ini, Indonesia telah menandatangani kerja sama perdagangan dengan Australia. Dalam perjanjian tersebut, Indonesia akan memangkas bea impor sebesar 94 persen untuk produk asal Negeri Kanguru itu secara bertahap.
 
Jokowi ingin, perjanjian kerja sama tidak hanya dengan Australia. Melainkan menyasar negara-negara anggota ASEAN plus enam. Mereka adalah India, China, Korea Selatan, Jepang dan Selandia baru.
 
"Ini yang belum kita miliki perjanjian perdagangan dengan mereka. Saya minta agar diselesaikan. Dalam akhir tahun depan harus rampung. Sehingga yang berkaitan dengan ekspor bisa kita lakukan," tegas dia.
 
Reporter: Titin Supriatin
 
Sumber: Merdeka.com
 
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Di Awal Kerja, Mendag Agus akan Evaluasi Perjanjian Perdagangan

Mendag Agus Suparmanto (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Seminggu usai dilantik, [Menteri Perdagangan]( 4096868 "") (Mendag) Agus Suparmanto, sibuk melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Serta mengevaluasi perjanjian perdagangan yang menghambat ekspor Indonesia.

"(Seminggu jadi menteri?) Kita melakukan konsolidasi ke dalam supaya Kemendag bersinergi dengan kementerian lain," ujar Agus saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Agus mengatakan, perbaikan harus ada agar ekspor Indonesia bisa melejit. Beberapa perjanjian akan dipangkas termasuk perjanjian perdagangan internasional sawit.

"Perbaikan harus ada, kita akan mengevaluasi dan menginventarisir mana perjanjian-perjanjian yang tidak menguntungkan ekspor sehingga akan kita revisi dan evaluasi, terutama perjanjian perdagangan internasional sawit," jelas dia.

"Sawit sangat potensial, tetapi sangat diskriminatif. Di sinilah gunanya untuk negosiasi kesempatan ke depan, terutama dalam acara roadshow dan trade show," sambung dia.

Dia menambahkan, Kementerian Perdagangan tidak bekerja sendiri dalam mendongkrak ekspor. Pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Luar negeri agar semakin banyak pasar ekspor yang dapat dikuasai Indonesia.

"Perjanjian kita lihat dari waktu ke waktu, kita lihat negosiasinya. Kemenlu berdiplomasi dengan negara luar. Kita tidak sendirian sesuai arahan presiden, ini kerja tim. Dengan kementerian terkait kita akan bekerja tim," tandas Mendag.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya