Misi Misterius Pesawat Antariksa AS Mendarat di Bumi Usai 780 Hari Mengorbit

Usai mengorbit selama 780 hari, pesawat luar angkasa X-37B milik Angkatan Udara AS mendarat di Bumi pada Minggu 27 Oktober 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2019, 21:00 WIB
Asteroid Apophis yang lintasannya amat dekat dengan Bumi (kuning) akan melewati planet ini pada tahun 2029 dalam jarak yang setara dengan beberapa satelit (biru). Garis ungu mewakili orbit Stasiun Angkasa Luar Internasional. (NASA)

Liputan6.com, Amerika Serikat - Pesawat antariksa X-37B milik Angkatan Udara Amerika Serikat mendarat di Bumi pada Minggu 27 Oktober 2019.

Pesawat tersebut mendarat setelah 780 hari berada di orbit. Hal itu menjadi misi terpanjang dalam program uji militer AS yang misterius.

Menurut Angkatan Udara AS, pesawat tanpa awak itu melakukan percobaan di orbit kemudian kembali lagi ke Bumi untuk diperiksa, seperti dilansir cnn.com, Rabu (29/10/2019).

Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Udara hanya mengungkapkan bahwa program yang dilakukan adalah "melakukan pengurangan risiko, eksperimen dan konsep pengembangan operasi untuk teknologi kendaraan ruang angkasa yang dapat digunakan kembali." 

Sementara, untuk detil pasti dari eksperimen ini adalah rahasia yang dijaga ketat.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini: 


Misi Rahasia

Endeavour | via: nasa.gov

Pesawat luar angkasa X-37B adalah pesawat kelima yang diluncurkan ke orbit selama dekade terakhir. Serta, masing-masing penerbangan memiliki durasi terbang yang lebih lama dari para pendahulunya.

Salah satu pimpinan tim program, Brigadir Jenderal Doug Schiess memberi komentar perihal pesawat eksperimen tersebut.

"Tim kami telah mempersiapkan acara ini, dan saya sangat bangga melihat kerja keras dan dedikasi mereka memuncak pada pendaratan X-37B yang aman dan sukses hari ini," kata Doug Schiess.

Dikutip dari cnn.com, setiap misi sangat tertutup. Mengarah ke spekulasi publik bahwa pesawat dapat digunakan untuk kegiatan mata-mata atau menguji senjata ruang angkasa. 

Angkatan Udara memberikan beberapa petunjuk tentang programnya yang dirahasiakan. Melalui siaran persnya hari Minggu, dikatakan bahwa misi X-37B terbaru melakukan percobaan untuk Laboratorium Penelitian Angkatan Udara (AFRL). 

AFRL mengembangkan "teknologi perang" untuk sektor udara, luar angkasa dan dunia maya, berdasarkan situs webnya. Seperti misalnya, untuk mengembangkan senjata laser yang pada akhirnya dapat dipasang pada pesawat.


Detil Pesawat

Enterprise | via: nasa.gov

Pesawat ruang angkasa X-37B memiliki panjang sekitar 29 kaki (8,8 meter) dan tinggi 9,5 kaki (2,9 meter), dengan lebar sayap hampir 15 kaki (4,5 meter).

Pesawat tersebut juga memiliki desain yang unik. Mereka meluncur ke orbit dari atas roket yang kuat, kemudian melepaskan diri untuk menjalankan misi mereka.  

Namun, pada saat mereka kembali ke Bumi, mereka mendarat secara horizontal di landasan. Seperti pesawat terbang komersial atau pesawat ulang-alik yang datang untuk mendarat.

Pesawat yang baru saja mendarat diluncurkan ke luar angkasa pada bulan September 2017 dengan roket SpaceX Falcon 9.  

Kemudian, Angkatan Udara mengumumkan akan bersiap untuk meluncurkan misi X-37B keenam pada tahun 2020 melalui siaran persnya.

 

Reporter: Hugo Dimas

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya