Liputan6.com, Banjarmasin - Tiga hari tanpa turun hujan, Banjarmasin kembali diselimuti kabut asap akibat kebakan hutan dan lahan. Kabut asap kembali tebal saat pagi, tepatnya sejak waktu subuh hingga sekitar pukul 08.00 pagi.
Tak hanya itu, kabut asap tersebut juga menebarkan bau sengak atau aroma kurang sedap seperti masih terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu.
Advertisement
Warga yang beraktivitas di luar rumah menggunakan sepeda motor terpaksa harus memakai masker pengaman guna menghindari terpapar kabut asap.
Dewi seorang warga mengungkapkan, keadaan serupa juga terlihat di beberapa kawasan wilayah Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar serta Liang Anggang, Kota Banjarbaru atau Jalan A Yani, antara kilometer sembilan sampai 21. Untuk sampai ke Banjarbaru, warga Banjarmasin ini harus menggunakan masker.
Dari pengamatan, beberapa kawasan lahan gambut masih terlihat asap sebagai dampak dari karhutla, seperti di sekitar Jalan Syarkawi yang mencakup wilayah Gambut dan Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.
Selain itu, pada beberapa kawasan lahan gambut di wilayah Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala (Batola) terlihat bekas terbakar.
Sebelumnya, 26 Oktober 2019 atau Sabtu siang sekitar pukul 13.00 hingga sore hari turun hujan lebat mengguyur Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin.
Namun sesudah 26 Oktober lalu itu sampai Rabu, 30 Oktober 2019 tak ada lagi hujan lebat mengguyur ketiga wilayah Kabupaten Banjar, Kota Banjarbaru dan Banjarmasin.