Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim diminta untuk mengembalikan konsep pendidikan di Indonesia sesuai dengan pemikiran awal Ki Hajar Dewantara. Hal itu disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia.
Dalam konferensi persnya pada Rabu kemarin, KPAI menyatakan bahwa pemikiran awal Ki Hajar Dewantara tersebut adalah, pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat.
Advertisement
Dalam konsep tersebut, pendidikan sifatnya tidak hanya memelihara namun juga memajukan dan mengembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup manusia.
"Artinya, pendidikan sejatinya menguatkan kebudayaan dan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda atau peserta didik," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis (31/10/2019).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Tak Hanya Untuk Mendapatkan Pekerjaan
Dalam pernyataannya, KPAI menjelaskan bahwa Ki Hajar Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran, meski keduanya sama-sama memerdekakan manusia secara lahir dan batin.
Retno mengatakan pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah seperti kemiskinan dan kebodohan. Sementara pendidikan memerdekakan manusia dari aspek hidup batin atau secara otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, serta mentalitas demokratik.
"Manusia merdeka itu adalah manusia yang hidupnya secara lahir dan batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi ia mampu bersandar dan berdiri di atas kakinya sendiri. Artinya sistem pendidikan itu mampu menjadikan setiap individu hidup mandiri dan berani berpikir sendiri," kata Retno.
Selain itu, KPAI juga meminta agar Mendikbud Nadiem juga sekadar membuat pendidikan semata-mata hanya untuk mendapatkan pekerjaan.
"Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan dari pendidikan adalah penguasaan diri, sebab disinilah pendidikan memanusiakan manusia. Penguasaan diri merupakan langkah yang dituju untuk tercapainya pendidikan yang memanusiawikan manusia."
Advertisement