Liputan6.com, Jakarta - General Motor (GM) Indonesia siap menghentikan penjualan Chevrolet di pasar domestik akhir Maret 2020. Meski demikian, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat tersebut menegaskan pihaknya akan tetap menyediakan pelayanan after sales.
Hengkangnya APM resmi dari Indonesia mungkin saja berpengaruh pada harga jual kembali Chevrolet di pasar kendaraan bekas. Meski demikian, komunitas mengaku tak khawatir.
Baca Juga
Advertisement
Penasehat Chevy Spin Indonesia (CSI), Ian Ananta menegaskan, pemilik Chevrolet biasanya tidak memikirkan harga jual kembali. Hal itu dikarenakan, kendaraan yang didapatkan berbeda dengan mobil yang banyak digunakan saat ini.
"Sepertinya pemilik Chevrolet sudah enggak memikirkan harga jual. Mereka sudah siap dari awal, memiliki Chevrolet seperti anti-mainstream. Dan itu harus dinikmati," kata Penasehat Chevy Spin Indonesia, Ian Ananta kepada Liputan6.com.
Hal serupa juga diungkapkan Franky, Dewan Pembina Indonesia Trax Owner Community (T-RAX). Ia mengaku kenyamanan yang didapatkan dengan harga yang dibayarkan sangat menguntungkan pemilik kendaraan.
"Mobil-mobil Chevrolet sudah terkenal dengan fitur, power mesin dan kenyamanan di atas rival-rivalnya, dengan harga yang sangat masuk akal," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Komunitas Tak Kaget Chevrolet Angkat Kaki dari Indonesia
Menjadi salah satu merek otomotif ternama, General Motor (GM) Indonesia siap menghentikan penjualan Chevrolet di pasar domestik pada akhir Maret 2020.
Hal tersebut tentu menimbulkan keprihatinan bagi pemilik mobil asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Penasehat CSI (Chevy Spin Indonesia), Ian Ananta mengaku pihaknya sudah memprediksi GM akan segera menghentikan penjualan Chevrolet di Tanah Air. Hal itu berawal dari penutupan pabrik di Pondok Ungu, Bekasi.
"Untuk hengkangnya GM sebenarnya bukan hal yang mengagetkan bagi kita sebagai komunitas yang sudah tahu bagaimana dengan GM di Indonesia. GM pernah menonaktifkan pabriknya di Pondok Ungu, setelah Spin terjual cukup banyak," kata Ian kepada Liputa6.com, Selasa (29/10/2019).
Keputusan tersebut diakui Ian sedikit memberikan dampak kehilangan bagi komunitas. Meski demikian, Ia menegaskan CSI akan mengantisipasi kondisi after sales secara internal maupun melibatkan bengkel rekomendasi.
"Untuk spare part sebenarnya kita sebagai konsumen akan dijamin oleh peraturan pemerintah dimana sebagai APM wajib men-support sampai 10 tahun sejak mobil terakhir diproduksi. Sama seperti penutupan pabrik kemarin, CSI sudah mendeklarasikan bahwa 'no factory no worry'," ujarnya.
Sementara itu, Franky, Dewan Pembina Indonesia Trax Owner Community (T-RAX) mengaku sangat menyayangkan keputusan GM Indonesia untuk menghentikan penjualan.
"Teman-teman Indonesia Trax Owner Community (T-RAX) tentunya sedih dengan keputusan GM untuk mundur dari Indonesia seperti yang diberitakan kemarin. Kami berharap layanan purna jual dan warranty tetap dapat dilayani oleh bengkel-bengkel resmi GM," tuturnya.
Advertisement