Liputan6.com, Jakarta - Komisi A DPRD DKI Jakarta bersama Dinas Pendidikan menggelar rapat pembahasan anggaran Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Rapat tersebut dihujani dengan pertanyaan anggaran aneh dengan nilai fantastis.
Hampir satu jam, anggota komisi secara bergantian mengajukan alasan adanya pengadaan lem Aibon di sekolah Jakarta Barat. Namun, Wakil Ketua Komisi dari fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo nempertanyakan pengadaan alat peraga berupa pasir untuk tingkat SMK.
Advertisement
"Kalau masih data yang kemarin (belum ada revisi) banyak banget, tinta printer Rp 105 M untuk penyediaan operasional SDN Jakarta Timur. Terus ada lagi alat peraga pasir 55 ribu sekian untuk SMK negeri teknologi," ujar Anggara, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Politisi PSI itu mempertanyakan relevansi alat peraga pasir untuk tingkat SMK teknologi. Sepengetahuannya, alat peraga pasir tidak ada di tingkat itu.
"Ini untuk apa? Alat peraga untuk SMK?" cecar dia.
Meski tidak menjawab rinci, pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan menjawab bahwa ada kebutuhan SMK berupa pasir sebagai alat peraga.
Ketua Komisi A Imam Satria menimpali agar penyusunan usulan anggaran sedianya berkaca pada kebutuhan sekolah tahun sebelumnya. Sehingga, kata dia, dalam mengisi komponen tidak 'blunder' terlebih anggaran dianggap aneh bagi penerima.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Anggaran Rutin
Politisi Gerindra itu juga mengatakan kegiatan pengisian kebutuhan seperti ini bukan hal baru, melainkan rutinitas.
"Ini kan kegiatan rutinias. Emang pagunya berubah? Kan tinggal menyesuaikan jumlah siswa," ujarnya.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Advertisement