Liputan6.com, Jakarta - Bos CT Corp Chairul Tanjung mendatangi gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (31/10/2019).
Bukan tanpa maksud dan tujuan, kedatangan pria yang akrab disapa CT ini membahas tentang hubungan kerja perusahaan BUMN dengan swasta.
"Saya diundang Bapak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN untuk mendiskusikan bagaimana kerja sama yang baik antara swasta dengan BUMN untuk menuju Indonesia Incorporated," ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (31/10/2019).
Baca Juga
Advertisement
CT menambahkan, secara umum yang dibahas adalah sinergi BUMN dengan swasta. Bagaimana BUMN bisa sukses dan tips lainnya, mengingat latar belakang Menteri Erick yang juga seorang pengusaha.
"Saya kan relatif seniornya beliau, jadi saya sudah anggap beliau adik saya sendiri, jadi saya diundang untuk mendukung beliau dalam pekerjaannya," ujarnya.
Bagi CT, BUMN adalah badan usaha yang unik. "BUMN harus memberikan kontribusi maksimal untuk negara. Kalau merugi, negara yang harus menanggung. Kalau untung, direksinya dapat tantiem. Kan harus ada fairness yang lebih baik, agar BUMN bisa dikelola secara profesional," imbuhnya.
Sebelumnya, CT sendiri terpantau datang pukul 10.00 WIB. Pertemuan juga tidak lama, hanya berlangsung kurang lebih satu jam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Erick Thohir Fokus pada 4 Hal di Awal Kerja Jadi Menteri
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengaku masih beradaptasi dengan jabatan barunya sebagai menteri. Apalagi dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membawahi ratusan BUMN di Tanah Air.
"(Pengalaman jadi menteri?). Kan dari swasta menjadi pemerintah yah masih bingung-bingung lah," kata Erick di Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Meski masih bingung, namun kepercayaan yang diberikan Presiden dikatakan tidak akan disia-siakan dirinya.
Hal terpenting saat ini adalah membawa seluruh BUMN agar memiliki tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG)
"Tapi yang penting kan niatnya benar. Bahwa kuncinya kan sama GCG, degan GVG itu kan mustinya semua bisa berjalan balik," jelas dia.
Dia pun berbagi pengalaman saat pertama bekerja di Kabinet Indonesia Maju. Hal pertama kali yang dikerjakan pada lingkungan Kementerian BUMN, yakni menyusun indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI).
Advertisement
KPI
Ada empat KPI dari delapan yang menjadi fokus utamanya untuk jangka pendek. "Fokus atau tugas utamanya kan KPI-nya sudah ada. Bagaimana Jiwasraya, Krakatau Steel, Aramco, Kereta Cepat Cina Jakarta-Bandung. Fokus 4 ini dulu. Tapi ada 8 KPI tambahan yang pasti kita akan lakukan, kalau ini sendiri sudah ada progress," jelas dia.
Dia juga mengaku siap dicopot apabila dalam mengemban tugas sebagai menteri ada hal-hal yang dianggap tidak baik. Itu semua berlaku, tidak hanya pada dirinya melainkan seluruh jajaran direksi BUMN lainnya.
"Saya bilang, kalau saya dan pak wamen siap dicopot, yah direksi juga harus siap dicopot kalau lakukan hal-hal tidak baik. Kalau selama baik kita jalani sama-sama," tandas dia.