Protes Berlanjut, Chile Batal Jadi Tuan Rumah KTT APEC dan Perubahan Iklim

Chile menarik diri untuk menjadi tuan rumah dua pertemuan internasional pada Rabu (31/10/2019).

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2019, 18:00 WIB
Sebastian Pinera dan istrinya Cecilia Morel saat merayakan kemenangan di Santiago, Chile, pada 17 Desember 2017. (AP Photo/Luis Hidalgo)

Liputan6.com, Chili - Chile, pada Rabu 30 Oktober 2019, menarik diri untuk menjadi tuan rumah dua pertemuan internasional. Dua pertemuan yang dibatalkan tersebut meliputi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) dan soal isu iklim.

Dikutip dari BBC pada Kamis (31/10/2019), hal itu terjadi akibat protes anti-pemerintah Chile yang terus bergulir.

Presiden Chile, Sebastián Piñera kecewa dengan keputsan tersebut. Namun, pemerintahannya perlu melakukannya untuk "memprioritaskan kembali pembangunan sesuai permintaan rakyat Chile."

Conference of Parties (COP) 25 yang merupakan KTT klim dijadwalkan berlangsung pada 2 - 13 Desember 2019 di Chile.

Sementara itu, APEC dijadwalkan berlangsung pada 16-17 November 2019 di negara dengan ibu kota Santiago tersebut.

Pemimpin-pemimpin negara di dunia akan berkumpul pada COP untuk mendiskusikan implementasi dari Pakta Iklim Paris Accord.

Paris Accord itu sendiri adalah perjanjian iklim internasional yang penting, dan pertama kali ditandatangani pada Desember 2015 di COP21.

Ini adalah kali pertama negara Chile menarik diri untuk menjadi tuan rumah konferensi.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS


Keluhan atas Pemerintah Chile

Demonstran membakar sejumlah barang saat unjuk rasa yang berakhir ricuh di sekitar Kongres di Valparaiso, Chile. Sabtu (21/5). Peristiwa itu menyebabkan sejumlah gedung terbakar dan seorang polisi tewas. (AFP Photo/Claudio Reyes)

Protes yang berlangsung hingga saat ini dipicu oleh kenaikan harga kereta metro di Santiago. Meski saat ini kenaikan harga tersebut sudah ditangguhkan. 

Meski demikian, para demonstran saat ini menyuarakan ketidakpuasan mereka atas berbagai masalah, mulai dari ketidaksetaraan hingga tingginya biaya perawatan kesehatan di Chile.

Sementara itu, putusan untuk menggelar pertemuan membahas iklim datang setelah jumlah unjuk rasa iklim global terus bertambah.  Termasuk, sebuah minggu protes yang dipimpin aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg pada bulan lalu.


Demo Besar Chile

Warga berkumpul saat protes antipemerintah di Santiago, Chile, Jumat (25/10/2019). Sekitar satu juga warga Chile turun ke jalan menuntut Presiden Sebastian Pinera mundur dari jabatannya. (AP Photo/Rodrigo Abd)

Hingga saat ini setidaknya 20 orang tewas sejak demonstrasi besar bergulir di Chile.

Terlepas dari adanya demo yang berjalan damai, ada juga insiden mematikan dari pembakaran dan penjarahan. Serta, bentrokan kekerasan antara pasukan keamanan dengan para pengunjuk rasa.

Lebih dari 7.000 orang ditangkap oleh pemerintah Chile. Sementara, respon pemerintah Chile terhadap unjuk rasa yang terjadi mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. 

Presiden Sebatian Pinera bahkan menyatakan keadaan darurat dan jam malam di banyak kota besar di Chilli. Namun, langkah-langkah yang dilakukan justru semakin memicu protes yang lebih besar.

Sebuah demonstrasi pada hari Sabtu diperkirakan telah menarik lebih dari satu juta orang ke jalan-jalan di Santiago. 

Aksi itu bahkan disebut sebagai demonstrasi terbesar sejak demokrasi dipulihkan di Chile pada tahun 1990.

 

Reporter: Hugo Dimas

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya