OJK: Tak Ada Kenaikan Suku Bunga Kredit Hingga Akhir Tahun

Tak ada kenaikan suku bunga ini dikarenakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terus mengalami penurunan.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2019, 14:52 WIB
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta,(4/11/2015). Pengawas Pasar Modal OJK mengatakan pembahasan enam beleid sudah final karena tidak ada lagi perdebatan dari segi substansi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa suku bunga kredit perbankan hingga akhir tahun ini tidak akan mengalami kenaikan. Hal ini berkaca dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang terus mengalami penurunan.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan berdasarkan data OJK rata-rata suku bunga dasar kredit hingga Agustus 2019 kini mencapai sekitar 9-10 persen.

"Suku bunga kita bisa tahan suku bunga kredit ngga naik meski kemarin ada kenaikan policy rate untuk menjaga tapi sudah mulai diturunkan," ujar Wimboh di Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Saat ini, kata Wimboh perbankan juga tak hanya mengandalkan suku bunga kredit untuk pendapatan saja. Melainkan juga mengandalkan teknologi untuk mendapatkan pendapatan lain.

"Sektor perbankan yang efisiensi. Ini kebijakan perbankan operasinya menggunakan teknologi. Tranform teknologi, fee basednya cukup besar," jelas dia.

Dengan kondisi itu, OJK berharap memberikan situasi kondusif untuk pengusaha, sehingga tanpa ragu untuk mengajukan kredit ke perbankan. "kita akan berikan situasi kondusif, biar pengusaha bisa investasi dan perluas kapasitasnya terutama dorong ekspor," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


OJK Ingin Lebih Banyak Pengusaha yang Ajukan Kredit Perbankan

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menginginkan agar para pelaku usaha di Tanah Air bisa mengakselerasi penyaluran kredit perbankan. Mengingat, yang tercatat selama ini penyaluran kredit hanya dilakukan oleh segelintir pengusaha saja.

"Jadi kita harus generate pengusaha baru sehingga kredit engga terkonsentrasi ke pengusaha tertentu atau pengusaha tertentu perluas kapasitas jadi ruang masih bisa," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, saat ditemui di Jakarta, Kamis (31/10).

Wimboh mengatakan modal yang dimiliki perbankan cukup besar sekitar 23 persen. Sehingga, jumlah itu cukup untuk menyalurkan kredit ke para pengusaha.

"Jadi pekerjaan rumah kita bagaimana memaksimalkan modal sehingga lending kita tahun lalu sekitar 11 persen sekian, tapi ruang sektor keuangan masih bisa lebih kenceng lagi untuk dukung lending yang lebih tinggi," jelas dia.

 


Pertumbuhan Kredit Melambat

Ketua OJK Wimboh Santoso memberi sambutan saat CMSE 2019, Jakarta, Jumat (23/8/2019). CMSE 2019 adalah salah satu komitmen OJK dan SRO yakni Bursa Efek Indonesia, Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan Kustodian Sentral Efek Indonesia, untuk meningkatkan peran pasar modal.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di samping itu, Wimboh juga memproyeksikan pertumbuhan kredit pada tahun ini akan melambat dibanding tahun kemarin. Akan tetapi dirinya optimis pertumbuhan kredit masih bisa tumbuh di kisaran dua digit.

"Kredit tahun lalu 11-12 persen tahun ini kita kemungkinan melambat tapi ini kan akhir tahun bukan the end masih ada tahun depan bisa didorong kalau moderasi penurunan lending terjadi. Seperti 2017 lending 8 persen growth, 2018 11 persen ini masih cukup tinggi mudah-mudahan masih double digit meski low end," pungkas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya