Liputan6.com, Makassar - Daya tahan tubuh EAB, bocah berusia dua tahun yang ditemukan menjaga jenazah ibundanya selama beberapa hari di dalam kamar indekos di Kota Makassar membuat tim medis kaget dan bingung.
Bagaimana tidak, selain bocah itu terus memeluk jasad ibundanya yang telah membusuk, yang membuat bingung adalah selama beberapa hari itu EAB bisa bertahan hidup tanpa makan dan minum.
"Secara fisiologis manusia membutuhkan air untuk metabolisme tubuh, sehingga kebutuhan air dalam 24 jam harus terpenuhi. Kalau tidak manusia akan dehidrasi, kekurangan elektrolit," kata Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, Kombes Pol dr Farid Alamsyah kepada Liputan6.com, Kamis (31/10/2019).
Baca Juga
Advertisement
Anehnya, dari hasil olah tempat kejadian perkara, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Sulsel dan Tim Inafis Polrestabes Makassar tidak menemukan sesuatu yang bisa diminum.
"Tentang kamar itu ada sesuatu yang bisa diminum kita tidak lihat di TKP, jadi kemungkinan ada ketersediaan air yang secara naluri bisa dia minum," ungkap Farid.
Pada usia EAB yang baru menginjak dua tahun, kata Farid, tentu saja daya tahan tubuhnya tidak seperti orang dewasa. Namun daya tahan tubuh bocah tersebut yang luar biasa membuatnya bisa bertahan hingga beberapa hari.
"Sakit muncul sebagai kibat rendahnya faktor host manusia yakni kuatnya agent atau kuman, virus bakteri, dan lain-lain serta pengaruh lingkungan. Pada kasus ini, agent-nya kuat, meski lingkungan buruk namun hostnya kuat luar biasa. Inilah yang membuat dia bertahan beberapa hari," jelasnya.
Meski Kondisi kesehatan fisik bocah tersebut kini terus menunjukkan perkembangan yang positif. Farid menyebutkan bahwa bocah luar biasa itu masih belum betul-betul memasuki fase aman.
"Dari sisi fisik belum aman. Masa amannya belum lewat . Tapi kita doakan," katanya menambahkan.
Kronologi Penemuan Bocah EAB
Sebelumnya, M (39), ditemukan tidak bernyawa di kamar indekosnya di Jalan Bonto Nompo, Kelurahan Pa'baeng-baeng, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Senin, 28 Oktober 2019 sekitar pukul 16.00 Wita. Jenazahnya ditemukan dalam posisi terlentang di depan pintu kamar mandi indekosnya.
M pertama kali ditemukan oleh pemilik indekos tempat M tinggal, Ratnawati (52). Saat itu, Ratna curiga karena mencium bau busuk dari dalam kamar dan mendengar suara anak kecil yang menangis.
"Tadinya ibu kosnya mau nagih uang iuran kos tapi saat tiba di depan kamar dia mencium bau busuk dan mendengar suara tangisan anak perempuan," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Indratmoko, Selasa (29/10/2019).
Pintu kamar indekos itu kemudian berusaha dibuka secara paksa. Sebelum membuka pintu kamar tersebut, sang pemilik indekos memanggil ketua RT, Bhabinkamtibmas, dan sejumlah warga untuk membantu dirinya.
"Setelah berhasil membuka pintu kamarnya, ditemukan korban sudah tak bernyawa lagi dalam keadaan sudah membengkak dan di samping jenazah terdapat anak perempuan korban yang masih berusia dua tahun," Indratmoko menjelaskan.
Tak lama berselang aparat kepolisian dari Polsek Tamalate, Tim Inafis Polrestabes Makassar dan Biddokkes Polda Sulsel datang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Hasil pemeriksaan sementara sih kita tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," jelas Indratmoko.
Jenazah M kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk divisum. Demikian pula anak perempuan berusia dua tahun yang ditemukan di samping jenazah M, dia juga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan intensif.
"Keduanya dibawa ke (RS) Bhayangkara. Jenazah korban untuk divisum, anak perempuannya itu untuk mendapatkan perawatan," Indratmoko memungkasi.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Advertisement