Jelang Rilis Inflasi Oktober, IHSG Diprediksi Tertekan

Pemangkasan suku bunga acuan The Fed belum mampu menopang IHSG.

oleh Bawono Yadika diperbarui 01 Nov 2019, 06:30 WIB
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak melemah di pasar saham. Pemangkasan suku bunga acuan The Fed belum mampu menopang indeks.

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menjelaskan, penurunan suku bunga Federal Reserve belum mengkerek gerak indeks karena rencana negosiasi damai dagang antara AS-China batal untuk direalisasikan.

"Meski the Fed lakukan pemangkasan tapi belum mampu mendorong penguatan IHSG. Itu karena kesepakatan Amerika Serikat dan China dibatalkan," ungkap dia dalam risetnya Jumat (1/11/2019).

Untuk rentang IHSG, pihaknya menilai indeks akan ditransaksikan ke zona merah pada kisaran support 6.164-6.196 dan resistance 6.281-6.334.

Senada, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat menuturkan, menjelang penantian rilis data inflasi bulan Oktober 2019 IHSG terindikasi terkoreksi.

Kata dia, indeks kemungkinan akan bergerak tertahan dengan support-resistance di level 6.171-6.250

Adapun dia bilang investor dapat mengoleksi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).

Sedangkan Dennies cenderung mencermati saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), hingga saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Kemarin

Petugas Dinas Pertamanan berdiri dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Nilai tukar rupiah berada di level 14.152 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan saham Kamis ini. Nilai tukar rupiah berada di level 14.037 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan saham Kamis(31/10/2019), IHSG ditutup di zona merah dengan turun 67,43 poin atau 1,07 persen ke posisi 6.228,31. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 1,42 persen ke posisi 984,84.

Sebanyak 282 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 153 saham menguat dan 135 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 571.300 kali dengan volume perdagangan 22,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,2 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp 502,50 triliun miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.037.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya satu sektor berada di zona hijau yaitu sektor perkebunan yang naik 0,22 persen.

Sementara sektor yang melemah antara lain sektor pertambangan yang anjlok 3,62 persen. Disusul sektor infrastruktur yang turun 3,16 persen dan sektor industri dasar yang turun 1,35 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya