Liputan6.com, Jakarta - Komposer sekaligus pianis Ananda Sukarlan membawakan karya-karya khusus untuk Papua pada konser “Indonesia in Harmony” yang digelar di Kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang, Kamis, 31 Oktober 2019.
Konser ini sebagai wujud syukur terhadap kondisi Papua yang aman dan damai pascakerusuhan beberapa waktu lalu. Ananda menyampaikan, Rapsodia Nusantara, karya-karyanya yang berdasar lagu-lagu tradisional nusantara dibuat untuk merayakan keberagaman Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Keseragaman kita sebagai bangsa Indonesia justru keberagaman itu sendiri," kata Ananda sebelum memulai penampilannya, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (1/11/2019).
Dari 13 lagu nusantara yang dibawakan, Ananda memperkenalkan secara khusus Rapsodia Nusantara 24 untuk memperingati tokoh perdamaian Papua, Pater Neles Tebay, yang wafat pada April 2019 lalu. Karya ini menggubah melodi rakyat Domidow asal Dogiyai, Papua, tempat kelahiran tokoh tersebut.
"Awalnya bahkan saya tidak pernah dengar tentang Dogiyai. Kemudian, saya melakukan riset dan seorang misionaris Jerman memberitahu saya notasi melodi rakyat Domidow yang kemudian jadi Rapsodi Nusantara 24," tuturnya tentang lagu yang pertama kali dibawakan pada Ubud Writers and Readers Festival pekan lalu.
Rapsodia Nusantara 24 sejauh ini adalah nomor terakhir lagu-lagu berdasarkan melodi Nusantara yang diciptakan Ananda. Tiap nomor Rapsodia fokus ke satu atau beberapa lagu daerah dari satu provinsi di Indonesia.
"Rapsodia Nusantara telah dimainkan oleh ratusan pianis dari berbagai negara," ujarnya.
Sebelum konser, penonton juga diputarkan film dokumenter tentang Papua berjudul "Pelangi di Ufuk Timur" karya Baptista Anton. Ada pula diskusi yang menghadirkan Aileen H Riyadi dari Yayasan Pendidikan Harapan Papua.
Mereka sepakat kedamaian di Papua harus terus dirawat demi memajukan pendidikan dan kualitas kehidupan saudara sebangsa setanah air kita di Bumi Cendrawasih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunjungan Jokowi
Konser itu juga digelar setelah terinspirasi oleh semangat merawat perdamaian di Papua yang ditunjukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden memilih daerah Papua sebagai kunjungan perdananya setelah dilantik sebagai Presiden periode 2019--2024.
Pada 28 Oktober 2019, Jokowi bahkan secara khusus meluangkan waktu untuk meninjau sejumlah lokasi terdampak kerusuhan yang sempat terjadi di Wamena, September lalu.
Jokowi meminta kerusuhan tidak terulang lagi di tanah Papua, termasuk di Wamena. Ia juga menekankan, pemerintah tak hanya akan membangun kembali gedung-gedung dan fasilitas publik yang rusak, namun juga akan berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat Wamena.
"Saya minta keamanan betul-betul kita jaga bersama-sama. Jangan ada peristiwa lagi, tapi ini jadi komitmen, jadi pengalaman empiris kita agar kejadian ini tidak lagi terjadi. Yang rugi kita semuanya," kata Jokowi saat bertemu perwakilan tokoh dan masyarakat di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin, 28 Oktober 2019.
Baca Juga
Fadli Zon Bantah Ada Pembredelan di Pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto: Kami Tidak Ingin Membatasi Kebebasan Berekspresi
Galeri Nasional Sebut Pameran Yos Suprapto Ditunda karena Ada Karya yang Tak Disetujui Kurator
Diwarnai Insiden Pintu Dikunci, Pameran Lukisan Tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional Batal Dibuka
Advertisement